Asumsi Makro Meleset, Pemerintah Dinilai Perlu APBN-P

Rizky Alika
23 April 2019, 11:33
asumsi makro, nilai tukar rupiah, harga minyak Indonesia, ICP, APBN 2019, APBN-P
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi uang.

Asumsi harga minyak mentah berpengaruh pada anggaran yang menggunakan harga itu sebagai komponen penghitungan. Pada sisi pendapatan, pengaruhnya pada penerimaan PPh migas dan PNBP SDA migas. Pada sisi belanja, perubahan harga minyak mentah akan mempengaruhi belanja subsidi energi, DBH migas ke daerah akibat perubahan PNBP SDA migas, serta anggaran pendidikan dan kesehatan.

(Baca: Pertumbuhan Penerimaan Pajak Turun, Ada Potensi Tak Capai Target 2019)

Soal APBNP, Pemerintah Tak Buru-Buru Ambil Keputusan

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan indikator ekonomi makro akan terus diamati setiap bulan. "Dampaknya kepada budget juga kami perhatikan," ujarnya.

Ia memberikan contoh, realisasi ICP yang di bawah asumsi makro akan ditelusuri dampaknya terhadap penerimaan negara yang kemungkinan lebih rendah dari target. Di sisi lain, subsidi energi juga dapat lebih rendah daripada target. "Jadi kami tidak buru-buru ambil keputusan," ujarnya.

(Baca: Jokowi Minta APBN 2020 Jadi Stimulus Ekspor dan Investasi)

Berdasarkan sensitivitas APBN 2019, setiap penguatan rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 100, pendapatan negara akan berkurang Rp 3,9-5,9 triliun. Pada PNBP akan berkurang Rp 2-2,7 triliun.

Sementara, setiap ICP menurun US$ 1 per barel, penerimaan negara dapat berkurang Rp 3,1-4,2 triliun. Belanja negara juga turun Rp 1,7-3,2 triliun.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...