Ancaman Resesi AS, BI Lihat Peluang Aliran Masuk Dana Asing

Rizky Alika
27 Maret 2019, 18:31
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, ancaman resesi AS dapat mendorong aliran masuk dana asing.

Dalam Laporan Perekonomian 2018, BI memprediksikan harga komposit komoditas ekspor Indonesia diperkirakan kembali turun sekitar 3,1%. Penurunan ekspor terutama disebabkan oleh penurunan harga batubara sebesar 3,8%, tembaga turun 3,8%, nikel turun 3,7%, dan aluminium turun 5,6%.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi tak sependapat dengan Mirza. Menurut dia, resesi AS dapat memicu aliran keluar modal asing di Indonesia sehingga melemahkan mata uang rupiah. Investor lebih memilih menanamkan modalnya ke negara yang dianggap aman (safe heaven). "Mata uang negara maju menguat. Rupiah bukan membaik, tapi terdepresiasi," kata dia kepada Katadata.co.id.

Hal serupa terjadi pada peristiwa krisis keuangan 2008 dan 2011, serta taper tantrum pada 2013. Pada saat itu, investor bergerak ke negara safe heaven, seperti Jepang, AS, dan Eropa. Akibatnya, nilai rupiah turun.

(Baca: Kekhawatiran Resesi AS, Posisi Rupiah Kembali Terancam)

Ketika krisis terjadi, investor secara otomatis menghindari risiko sehingga tidak menempatkan dananya di negara berkembang. Apalagi, Indonesia memiliki permasalahan defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang menahun. Secara fundamental, investor juga memilih imbal hasil (yield) obligasi negara yang lebih tinggi.

Faisal mengatakan, dampak dari resesi AS perlu diwaspadai. Ekspektasinya dapat menjalar lebih cepat daripada masalah yang disebabkan oleh faktor fundamental. Fithra pun menyarankan, Indonesia perlu mencari stimulus fiskal maupun moneter.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...