Ekonom Sarankan BI Tidak Menaikkan Suku Bunga Acuan Lagi

Rizky Alika
6 September 2018, 17:44
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Laporan tim Global Economics & Markets Research UOB untuk kuartal III/2018 menyebutkan bahwa kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang menguat. Hal ini seiring rencana kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve.

Selain itu dinyatakan pula bahwa pertumbuhan ekspor negara-negara Asia melambat akibat eskalasi perang dagang AS dan Tiongkok. Kondisi ini berdampak kepada pelemahan kurs mata uang sejumlah negara termasuk rupiah. Sejak awal tahun ini, mata uang Garuda terdepresiasi 8% terhadap dolar AS.

Sejak 7-day (Reverse) Repo Rate naik ke level 4,75% pada Mei tahun ini, BI berjanji melanjutkan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. Kini bunga acuan BI berada di posisi 5,5%. UOB menilai, upaya intervensi bank sentral belum ampuh menahan tekanan dari pasar global.

(Baca juga: Istana Minta Masyarakat Tak Panik dengan Pelemahan Rupiah)

Budi menyatakan, tekanan dari perekonomian dunia akan berlanjut. Pasalnya, Federal Reserve memberi sinyal kenaikan Fed Funds Rate lagi. Pertimbangan bank sentral AS menerapkan tren kenaikan suku bunga acuan, salah satunya melihat data upah penduduk.

"Data gaji di AS itu menentukan. Kalau upah naik, memicu inflasi yang susah dikendalikan sehingga perlu pengetatan (likuiditas)," katanya. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...