Sri Mulyani: Tahun Depan Berat, Banyak Utang yang Jatuh Tempo

Rizky Alika
20 Agustus 2018, 14:10
dollar-us-utang-luar-negeri-indonesia.jpg
Donang Wahyu|KATADATA

Bhima memprediksi, total utang pada tahun ini menjadi Rp 4.326 triliun. Adapun, dengan rencana penambahan utang baru di dalam RAPBN 2019 sebesar Rp 359,3 triliun maka sampai pengujung tahun depan totalnya bisa menyentuh Rp 4.685 triliun atau naik 8,3% (year on year).

"Penambahan utang baru (RAPBN 2019) belum menghitung kemungkinan refinancing utang jatuh tempo," katanya. Proyeksi atas besaran utang pemerintah tersebut berpotensi membengkak jika penerimaan pajak mengalami shortfall lantaran pertumbuhan targetnya overshoot

Sementara itu, strategi front loading yang hendak digunakan pemerintah melalui penerbitan SBN baru juga diprakirakan berpeluang melebar dari target. Alhasil, pengurangan pembiayaan anggaran pada 2019 tampak sulit direalisasikan. 

RAPBN 2019 mencatat, pembiayaan utang direncanakan sebesar Rp 359,3 triliun atau turun 7,82% dibandingkan dengan tahun ini yang menyentuh Rp 387,4 triliun. Perinciannya, yakni pembiayaan dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 386,2 triliun dan dari pinjaman minus Rp 26,9 triliun. 

(Baca juga: 2019, Defisit APBN Diprakirakan 1,84% terhadap PDB)

Apabila, pertumbuhan utang tahun depan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,3% tidak sejalan maka pengelolaan utang menjadi lebih menantang. Pertumbuhan utang yang lebih tinggi dapat mengindikasikan utang kurang dikelola secara produktif.

"Jadi, pada 2019 tantangan utang sekali lagi makin berat," ujar Bhima.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...