Dorong Konversi Devisa Ekspor, Fasilitas Hedging Perlu Dikaji Ulang

Rizky Alika
8 Agustus 2018, 21:13
Indonesia dorong peningkatan ekspor dengan promosi dan pameran perdagangan.
Katadata/Arief Kamaludin
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat produk kerajinan kulit di pameran perdagangan

Toh, sama saja kalau kami bayar mahal lalu perusahaan merugi. Pemerintah juga yang nantinya tidak dapat pajak,” ujar dia.

Tarif lindung nilai dianggap relatif mahal sehingga tak banyak pengusaha yang tergiur menggunakan fasilitas ini. Belum lagi, pengetahuan para pebisnis terkait hedging juga terbilang masih kurang.

GPEI mengusulkan agar para eksportir yang bahan bakunya tersedia di dalam negeri diwajibkan untuk mengkonversikan seluruh DHE dalam bentuk dolar menjadi rupiah. Tapi, pengusaha yang melakukan mengimpor bahan baku coba diberikan keringanan.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Pan Brothers Tbk. Anne Patricia Sutanto menuturkan, pengusaha tidak menukarkan seluruh DHE ke rupiah lantaran merekapun butuh dolar dalam jumlah banyak. Pihaknya setuju agar pemerintah memberikan insentif terkait biaya hedging.

“Kami kalau hedging kan ada biayanya. Kalau biaya hedging bisa diringankan, kenapa tidak?” katanya.

Menanggapi aspirasi pelaku usaha, Direktur Statistik BI Tutuk Cahyono menyatakan, pemerintah sedang mengkaji berbagai usulan dari para eksportir. “Beberapa masukan tadi sedang kami kaji,” tutur dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...