Kelas Bawah Lebih Banyak Belanja, Ketimpangan Masyarakat Turun

Michael Reily
2 Januari 2018, 19:44
Retail
Katadata | Nur Farida Ahniar
Masyarakat memadati gerai Lotus Department Store di Jakarta.

Mengacu pada prosentase pengeluaran dengan ukuran Bank Dunia, berdasarkan ukuran tingkat ketimpangan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu tingkat ketimpangan tinggi jika di bawah 12%, sedang jika angkanya berkisar antara 12-17%, dan ketimpangan rendah jika berada di atas 17%.

BPS mencatat, pada September 2017, lapisan terbawah perkotaan berada di angka 16,33% sedangkan lapisan terbawah perdesaan di angka 20,25%. Secara umum, lapisan terbawah berada di posisi 17,22%. "Ketimpangan terjadi di daerah perkotaan, itu jadi kunci untuk menurunkan ketimpangan secara umum," kata Kecuk.

(Baca juga:  Penduduk Miskin Berkurang 1,19 Juta Orang, Terbanyak dalam 7 Tahun)

Tercatat juga, provinsi yang mempunyai nilai rasio gini paling tinggi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,440. Sedangkan, rasio gini terendah terjadi di Bangka Belitung dengan nilai 0,276.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Sairi Hasbullah mengungkapkan kultur masyarakat lapisan bawah Yogyakarta unik dalam berbelanja sehingga tingkat konsumsi terkendali. Sedangkan, masyarakat lapisan atasnya cukup konsumtif.

"Rentang perilaku konsumsi antara kedua lapisan yang menyebabkan rasio gini Yogyakarta menjadi tinggi," tutur Sairi.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...