Rupiah Melemah Tembus 13.600 per US$, BI Sudah Intervensi Pasar

Desy Setyowati
27 Oktober 2017, 16:50
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Merespons kondisi saat ini, ia pun memastikan BI akan terus mengambil langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah agar tidak menyimpang dari nilai fundamentalnya. Tak hanya di pasar valuta asing (valas), BI juga membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder karena melihat adanya kecenderungan kenaikan imbal hasil (yield) dari obligasi yang diterbitkan pemerintah.

Kenaikan imbal hasil terjadi seiring meningkatnya aksi jual di pasar obligasi. Mengacu pada data RTI, aksi jual juga terjadi di pasar saham. Investor asing tercatat membukukan penjualan bersih (net foreign sell) saham sebesar Rp 203,45 miliar pada Jumat (27/10).

Sementara itu, dalam sebulan ini net foreign sell  di pasar saham telah mencapai Rp 7,64 triliun. Meski begitu laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat masih kuat di level 5.900-an disokong oleh investor domestik.

"Sejauh ini supply demand di pasar valas berkembang cukup baik. Kemarin supply di pasar valas US$ 470 juta. Ini cukup untuk memenuhi demand tapi tentu saja permintaan harga kan belum tentu sesuai. Inilah stabilisasi kami lakukan tambah supply di pasar agar pergerakan (nilai tukar) tidak terlalu bergejolak," kata dia.

Adapun kemampuan BI mengintervensi nilai tukar membesar seiring dengan cadangan devisa yang berada di level tertinggi sepanjang masa. (Baca juga: Cadangan Devisa Cetak Rekor Tertinggi Nyaris US$ 130 Miliar)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...