Tekanan Inflasi, Daya Beli Buruh Bangunan Turun di Juli 2017

Dimas Jarot Bayu
15 Agustus 2017, 15:56
buruh bangunan
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Buruh mengerjakan pembangunan perumahan bersubsidi di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (1/8).

Suhariyanto menuturkan, rendahnya kenaikan upah riil buruh tani disebabkan karena upah nominal buruh tani hanya naik 0,18% dari Juni 2017. Sementara, inflasi di perdesaan selama bulan Juli 2017 mencapai 0,15%.

"Jadi kenaikan nominalnya masih mampu mengompensasi inflasi di pedesaan sehingga bisa dipahami bahwa upah riilnya mengalami kenaikan tipis sekali, hampir stagnan, 0,03%. Tapi setidaknya dari sini bisa dilihat daya belinya tidak turun," kata Suhariyanto.

(Baca: Darmin: Inflasi Rendah Bisa Dorong Pelonggaran Moneter)

Perubahan upah riil ini menggambarkan daya beli dari pendapatan yang diterima para pekerja atau buruh. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh ataupun sebaliknya.

Sebelumnya, Suhariyanto menyebut menurut Bank Dunia (World Bank) masyarakat Indonesia terbagi menjadi tiga kelas yakni 40% terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas.

Suhariyanto mengatakan, penekanan pendapatan terjadi pada masyarakat 40% terbawah, seperti buruh bangunan dan petani. Dia menjelaskan, kenaikan jumlah upah petani dan upah buruh bangunan tidak mampu mengkompensasi kenaikan inflasi.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...