BI Klaim Cadangan Devisa Cukup Hadapi Gejolak Awal 2017

Desy Setyowati
16 Desember 2016, 17:40
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Perry menambahkan, pihaknya juga berfokus memperdalam pasar keuangan domestik. Tujuannya agar upaya BI menjaga stabilitas di pasar keuangan semakin ringan. Pada November lalu, BI mencatat investor asing melepas Rp 18 triliun kepemilikannya di obligasi pemerintah.

“BI membeli Rp 6,5 triliun sampai Rp 7 triliun. Sisanya dibeli oleh bank dan lembaga keuangan non bank. Jadi pemain domestik kalau ada sudden reveral juga bisa menyeimbangkan,” ujar dia.

Di sisi lain, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, tekanan kurs bakal makin kuat bila Presiden AS terpilih Donald Trump membuat perubahan signifikan pada kebijakan ekonomi di negara tersebut. Maka itu, ia menyambut positif tambahan cadangan devisa dari obligasi global. 

 “Apakah tekanan akan semakin kuat ke dolar AS? Kalau iya, pasti rupiah akan melemah. Kecuali Trump dalam pidatonya (nanti) realistis, jadi tidak berubah drastis, rupiah menguat lagi,” kata dia. (Baca juga: Sri Mulyani: Pondasi Ekonomi Kuat Hadapi Bunga The Fed)

Lana memprediksi, cadangan devisa bakal naik sekitar US$ 2-3 miliar di Desember. Hal itu mempertimbangkan penambahan dana dari obligasi global dan pengurangan untuk pembayaran utang luar negeri.

Adapun dana repatriasi, diprediksi Lana tak akan banyak membantu penguatan rupiah. Sebab, mayoritas peserta program pengampunan pajak enggan menukar asetnya ke dalam rupiah. ”Klien kami pun begitu, tidak mau karena hanya tiga tahun, tidak masalah kalau tidak dikonversi,” kata dia. (Baca juga: BPS Taksir Pelemahan Rupiah Sejak November Akan Berlanjut)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...