Investasi Asing Kerek Neraca Pembayaran Surplus US$ 5,7 Miliar

Desy Setyowati
11 November 2016, 15:56
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Di sisi lain, perkembangan positif juga tampak pada transaksi berjalan. BI mencatat defisit transaksi berjalan menurun US$ 500 juta dibanding kuartal sebelumnya menjadi US$ 4,5 miliar atau 1,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Membaiknya defisit transaksi berjalan ini karena surplus neraca perdagangan meningkat. Surplus nonminyak dan gas (migas), misalnya, naik US$ 100 juta. Sedangkan defisit  neraca dagang migas menurun US$ 100 juta.

“Ekspor migas menurun karena harga minyak rendah, tetapi karena hal itu impor juga menurun sehingga defisit neraca migas turun,” kata Hendy. (Baca juga: Dana Asing Hengkang dari Asia, Indeks Bursa Saham Melorot)

Selain itu, penurunan defisit transaksi berjalan juga ditopang oleh defisit neraca jasa yang menurun US$ 700 juta menjadi US$ 1,5 miliar. Penurunan defisit ini karena impor turun, sehingga biaya jasa yang biasa dibayar importir berkurang. Perbaikan di neraca jasa pun lebih baik dibanding periode sama tahun lalu yang mengalami defisit sebesar US$ 2,1 miliar.

Namun, defisit pendapatan primer meningkat US$ 120 juta menjadi US$ 7,91 miliar. Hal ini didorong oleh pembayaran bunga utang yang meningkat. Selain itu, surplus pendapatan sekunder menurun lantaran adanya aturan dari pemerintahan Arab Saudi yang memperketat masuknya tenaga kerja asing. Hal ini kemudian berdampak pula terhadap pendapatan dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Sekadar informasi, neraca transaksi berjalan merangkum transaksi ekspor dan impor barang ataupun jasa, pendapatan investasi, pembayaran cicilan dan pokok utang luar negeri, serta saldo kiriman dan transfer uang dari dan ke luar negeri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...