Rombak Struktur Bunga Acuan, BI Pertahankan Besaran BI Rate

Desy Setyowati
21 April 2016, 18:50
BI bank
Arief Kamaludin|KATADATA

(Baca: Per Agustus, BI Rilis Suku Bunga Acuan yang Lebih Membumi)

Dari sisi eksternal, beberapa negara maju masih menerapkan kebijakan moneter yang longgar dengan suku bunga rendah. Bank sentral Amerika Serikat (AS) juga diperkirakan baru akan naik pada semester II-2016. Alhasil, likuiditas global dan aliran modal masuk (capital inflow) ke negara yang pasarnya berkembang (emerging market) meningkat.  

Melihat berbagai indikator makroekonomi tersebut, BI mempertahankan BI rate dan besaran BI 7-day (Reserve) Repo Rate mengacu kepada Deposit Facility 4,75 persen plus 0,75 persen. Ke depan, Juda menyatakan, penetapan BI 7-day (Reserve) Repo Rate berdasarkan indikator makroekonomi, bukan mengikuti permintaan pasar atau lelang surat berharga negara (SBN). Sementara bunga operasi moneter lainnya bersifat variable rate tender atau ditentukan dari proses lelang. “Ini fix (rate tender). BI yang tentukan, bukan market,” katanya seusai RDG di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/4).

(Baca: BI Tak Lagi Agresif Mengubah Suku Bunga)

Instrumen yang bisa digunakan untuk BI 7-day (Reserve) Repo Rate bisa berupa SBN, Surat Perbendaharaan Negara (SPN), atapun Surat Berharga BI (SBI). Dengan begitu, Juda yakin dampak penurunan suku bunga acuan ke bunga perbankan akan lebih cepat. Apalagi, sejak awal tahun ini hingga Maret lalu, bunga deposito dan kredit sudah turun 0,37 persen dan 0,13 persen.

Seperti diketahui, pada akhir pekan lalu BI mengumumkan rencana mengubah suku bunga acuan dari BI rate menjadi BI 7-day (Reserve) Repo Rate. Kebijakan itu dinilai lebih cocok sebagai acuan suku bunga di pasar keuangan karena instrumen yang ditransaksikan mayoritas bertenor pendek, mulai dari 1 bulan hingga kurang 1 tahun. Sementara BI rate saat ini lebih sesuai sebagai bunga acuan instrumen tenor setahun.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...