Deflasi Terus Berlanjut, Suku Bunga Diperkirakan Masih Sulit Turun

Yura Syahrul
2 November 2015, 15:17
Pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA
Penurunan harga BBM, tarif listrik, dan elpiji berhasil mengendalikan harga bahan makanan.

Sekadar informasi, inflasi inti adalah komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi. Ini dipengaruhi faktor fundamental seperti permintaan-penawaran, faktor eksternal seperti nilai tukar, harga komoditas internasional, serta inflasi mitra dagang, dan faktor harga pedagang dengan konsumen.

(Baca: Tekanan Harga Berkurang, September Deflasi 0,05 Persen)

Chief Economist South Asia, ASEAN & Pacific ANZ Bank Glenn Maguire menilai, laju deflasi bulan Oktober lalu sebesar 0,08 persen lebih cepat dibandingkan konsensus para analis sebesar 0,02 persen. Kondisi tersebut diperkirakan masih bakal terus berlanjut dalam dua bulan terakhir tahun ini, yaitu rata-rata deflasi bulanan sebesar 0,1 persen. Penyebabnya adalah penurunan harga pangan dan penundaan kenaikan tarif listrik.

Berdasarkan taksiran itu, Glenn menghitung inflasi pada akhir November nanti sudah di bawah 5 persen dan inflasi di akhir Desember 2015 cuma sedikit di atas 2 persen. Pekan lalu, BI memperkirakan inflasi pada akhir tahun bisa di bawah 4 persen, bahkan mencapai 3,6 persen. Ini lebih rendah dari prediksi awal sebesar 4,3 persen.

(Baca: Ekonomi Kuartal III Tumbuh 4,85 Persen, BI: Bunga Turun kalau Didukung Data)

Meski begitu, Glenn meragukan peluang bank sentral menurunkan BI rate di akhir tahun ini. "Kami tidak percaya dorongan deflasi ini akan cukup untuk membuat kebijakan 'menggoyangkan ruang' BI untuk menurunkan suku bunga tahun ini," katanya, seperti dikutip dari riset ANZ hari Senin ini (2/11). Pasalnya, masih ada kekhawatiran terhadap dampak rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya pada Desember nanti.

Glenn menyebutkan beberapa indikator yang bisa membuka ruang lebih lebar bagi penurunan BI rate akhir tahun ini atau pada awal tahun depan. Antara lain, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015, produksi domestik dan stabilitas mata uang rupiah. "Kami akan melihat angka PDB (produk domestik bruto) kuartal III yang akan diumumkan 5 November nanti, sebagai bukti lebih lanjut apakah perlambatan ekonomi Indonesia mereda," katanya.

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...