Pemerintah Akui Paket Kebijakan I Terlalu Ambisius

Muchamad Nafi
15 Oktober 2015, 16:54
Gedung-Gedung pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta
Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung-Gedung pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta

AnchorBila menengok ke beberapa tahun lalu, perlambatan ekonomi sudah terlihat sejak 2011 ketika harga komoditas mulai turun. Karena produk utama ekspor Indonesia adalah komoditas, hal ini membuat pendapatan di beberapa provinsi juga menyusut sehingga memicu lambannya gerak ekonomi secara nasional. Kondisi tersebut diperparah ketika ekonomi Cina sebagai mitra dagang utama pun menurun.

Tak berhenti di situ, kata Darmin, masalah terakumulasi ketika bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mengumumkan niat menaikkan suku bunganya (Fed rate). Rencana tersebut direspons negatif oleh pasar sehingga dolar Amerika menguat terhadap seluruh mata uang. Investor mulai mengalihkan dananya ke negara yang dianggap aman untuk berinvestasi yakni Amerika.

“Bagi emerging market, dana yang tadinya disetor ke seluruh dunia, pelan-pelan bergerak pulang kandang. Persoalannya jadi terakumulasi yakni pertumbuhan ekonomi melambat dan gejolak kurs,” ujar mantan Gubernur Bank Indonesia ini.

Masalah lain yang dikhawatirkan yakni inflasi. Karena itu pemerintah fokus pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi. Meski ia akui, paket kebijakan terkait investasi ini sifatnya jangka panjang, sementara gejolak kurs harus diatasi dalam waktu dekat.

Sementara itu, pada paket kebijakan Oktober I, pemerintah mengurangi perizinan dan menjadikan sisanya sebagai standar atau norma dalam berinvestasi. Misalnya, perizinan untuk memperpanjang hak guna usaha ataupun hak guna bangunan dipermudah. Darmin meyakini paket kebijakan ini berpengaruh terhadap penguatan rupiah. “Hal-hal seperti itu untuk hadapi persoalan jangka pendek.”

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...