Beda Sikap Tiongkok dengan RI soal Utang untuk Stimulus Pandemi Corona

Agustiyanti
26 Mei 2020, 16:16
tiongkok, utang, pandemi corona, stimulus fiskal
ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/hp/dj
Ilustrasi. Tiongkok tak memasang target pertumbuhan ekonomi tahun ini lantaran tak ingin jor-joran menggelontorkan stimulus fiskal.

Adapun total utang AS sebelum pandemi sudah mencapai 80% terhadap PDB. Saat ini, utang negara ekonomi terbesar dunia ini bahkan telah mencapai hampir US$ 25 triliun.

Ekonomi AS dan Tiongkok anjlok pada kuartal pertama tahun ini akibat pandemi corona. Tiongkok mencatatkan ekonomi negatif 6,8%, sedangkan AS minus 4,8%.

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia tak seleluasa AS dalam menggelontorkan stimulus dengan mengabaikan kenaikan utang. Namun, tak seketat Tiongkok yang memilih mengabaikan pertumbuhan ekonomi demi tak mengerek utang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menekankan besaran stimulus yang digelontorkan pemerintah memperhitungkan kebutuhan ekonomi dan kemampuan negara. "Kalau bicara apakah ada anggarannya atau tidak untuk memunuhi stimulus lebih besar, semua negara melakukan penerbitan utang dan dalam hal ini kami berhati-hati," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Rabu (22/4).

(Baca: Sri Mulyani: Defisit APBN 2020 Berpotensi Tembus Rp 1.000 Triliun)

Meski menekankan sikap hati-hati, Sri Mulyani belakangan menambah alokasi stimulus fiskal untuk memulihkan ekonomi dari semulai sekitar Rp 400 triliun menjadi Rp 641 triliun. Pemerintah pun masih berharap ekonomi domestik tahun ini mampu tumbuh 2,3%. 

Di sisi lain, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mrmpoyeksi defisit APBN tahun ini berpotensi menembus Rp 1.000 triliun. "APBN bisa defisit Rp 1.028,5 triliun atau 6,72% dalam rangka memerangi dan mendorong ekonomi agar bertahan di tengah tekanan virus corona dan diharapkan bisa pulih lagi," ujar Sri Mulyani pada Senin (18/5).

Outlook defisit tersebut lebih tinggi dari perkiraan pemerintah sebelumnya dalam Pepres Nomor 54 tahun 2020 sebesar Rp 852,9 triliun atau 5,07% terhadap PDB. Adapun total utang pemerintah pusat hingga April 2020 naik 14,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 5.172,48 triliun. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...