Ekonom Soroti Dampak Negatif Status RI Berpendapatan Menengah Atas

Rizky Alika
5 Juli 2020, 12:30
Ekonom Cermati Dampak Negatif Status Pendapatan Menengah Atas Bagi RI
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Ilustrasi, sejumlah warga beraktivitas di pinggir Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Minggu (19/4/2020).

Apalagi, banyak industri yang memanfaatkan fasilitas GSP itu seperti tekstil, pakaian jadi, pertanian, perikanan, coklat hingga produk kayu. "Biasanya fasilitas perdagangan diberikan kepada negara berpendapatan bawah atau belum sejahtera," ujar dia.

Selain itu, ia memperkirakan fasilitas perdagangan berupa dispensasi fasilitas non tarif dapat berkurang. (Baca: Dianggap Negara Maju, Indonesia Terancam Bea Masuk Anti Subsidi AS)

Sedangkan Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, status negara berpendapatan menengah atas tak terlalu berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Tetapi, “ini patut disyukuri karena menjadi indikator adanya perbaikan perekonomian,” katanya.

Namun, ia juga mengingatkan pemerintah untuk mendorong perekonomian secara maksimal di tengah pandemi corona, agar tidak terjebak sebagai negara kelas menengah. “Perlu reformasi struktural pasca-pandemi Covid-19 supaya bisa pulih dengan cepat,” ujar dia.

Meski begitu, pandangan positif atas peningkatan status pendapatan Indonesia disampaikan oleh Kementerian Keuangan. Kenaikan kelas ini bisa menjadi salah satu faktor penentu suatu negara memenuhi syarat menggunakan fasilitas dan produk Bank Dunia, termasuk loan pricing atau harga pinjaman.

Dalam pernyataan tertulis Kemenkeu, kepercayaan dan persepsi mitra dagang, bilateral, dan pembangunan, serta investor atas ketahanan ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat. Status ini juga menjadi bukti ketahanan ekonomi Tanah Air.

“Status ini diharapkan dapat meningkatkan investasi, memperbaiki kinerja current account, mendorong daya saing ekonomi, dan memperkuat dukungan pembiayaan,” tulis Kemenkeu. (Baca: Bank Dunia Naikkan Status Indonesia, Apa Keuntungannya?)

Kementerian menyampaikan, Bank Dunia telah memberikan dukungan pembiayaan kepada Indonesia sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,62 triliun. Ini untuk penanganan dampak pandemi virus corona.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...