Pertumbuhan Ekonomi RI Terkontraksi, Apa Itu Resesi Teknikal?

Sorta Tobing
5 Agustus 2020, 17:23
pertumbuhan ekonomi kuartal ii-2020 minus, pertumbuhan ekonomi 2020, bps, pandemi corona, covid-19
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat pada kuartal kedua 2020 pertumbuhan ekonomi minus 5,32% secara tahunan atau year-on-year.

AS saat ini telah menyatakan diri masuk ke dalam resesi. Perekonomian pada kuartal kedua 2020 terkontraksi hingga 32,9% secara tahunan. Sebelumnya, pada kuartal I-2020, pertumbuhan ekonominya juga minus 5%.

Resesi yang diakibatkan oleh penyebaran pandemi corona, menurut NBER, dapat memunculkan kurva W dalam perekonomian suatu negara. Kontraksi dan pemulihan ekonomi dapat terjadi berulang dan sangat cepat. Kondisi ini sangat bergantung dengan peran pemerintah menekan penyebaran virus corona dan dampaknya ke sektor perekonomian.

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Sepanjang 2021

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pandemi corona membawa dampak luar biasa buruk terhadap kesehatan hingga perekonomian, terutama konsumsi masyarakat. Dalam catatannya, komponen ekspor dan impor mengalami penurunan yang cukup dalam pada kuartal kedua tahun ini.

Kedua komponen itu mencatat pertumbuhan terendah dari seluruh komponen PDB berdasarkan pengeluaran. Ekspor barang dan jasa terkontraski 11,66% secara tahunan. Sementara, impor barang dan jasa menurun hingga minus 16,96%.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti memperkirakan grafik pemulihan ekonomi Indonesia akan berbentuk U. Padahal, sebelumnya pemerintah dan bank sentral optimistis grafiknya adalah V-Shaped. "Kita mengalami masa yang sulit karena recovery kita cenderung lebih lambat," katanya pada 20 Juli lalu.

Target pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini telah terpangkas menjadi minus 0,4% hingga 1%. Namun, mengutip dari Nikkei, para ekonom percaya prediksi itu terlalu optimistis. “Kami memperkirakan jalur pemulihannya lambat dengan pertumbuhan tahunan masih menyusut di paruh kedua tahun ini, sebelum kembali positif di 2021,” ucap Sung Eun Jung, ekonom di Oxford Economics.

Ekonom senior Asia di Capital Economics, Gareth Leather, memperkirakan angkanya terkontraksi hingga 3%. “Indonesia masih melaporkan sekitar dua ribu kasus baru virus corona per hari, dengan sedikit tanda bahwa virus sedang dikendalikan," kata Leather. "Takut tertular virus berarti orang akan enggan untuk sepenuhnya melanjutkan kehidupan normal mereka."

Bank Dunia pun telah mengeluarkan laporan pada bulan lalu kalau risiko Covid-19 di Indonesia masih tinggi. “Sejak awal Juni, Jakarta dan beberapa daerah lain di Indonesia telah mulai beralih ke normal baru dengan secara bertahap mengurangi pembatasan mobilitas. Ini dapat mengarah pada kebangkitan infeksi," kata lembaga multilateral itu.

Kondisi tersebut berpotensi membuat pemerintah melakukan kembali pembatasan sosial berskala besar atau PSBB secara penuh. Langkah tersebut dapat semakin membebani aktivitas ekonomi domestik.

Penyumbang bahan: Muhamad Arfan Septiawan (magang)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...