BLT Rp 2,4 Juta Diluncurkan, Bagaimana Kondisi UMKM di Tengah Pandemi?

Sorta Tobing
24 Agustus 2020, 13:21
blt umkm, syarat dapatkan blt umkm, bantuan langsung tunai, pandemi corona, covid-19
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.
Ilustrasi produk UMKM madu Sumbawa. Pemerintah meluncurkan program bantuan langsung tunai atau BLT untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) per hari ini, Senin (24/8).

“Untuk UMKM di luar perbankan itu ada data dua juta UMKM di program UMi (Ultra Mikro), 6 juta di program Mekaar, 4 juta pada program Pegadaian, dan mungkin 1,5 juta di koperasi. Kami dalam proses verifikasi,” katanya.

Kesulitan pendataan ini merupakan imbas dari ketidaksediaan data UMKM sebelumnya. Bahkan, pendataan oleh pemerintah kalah baik dengan pendataan platform digital.

Tahun lalu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahudin mengakui pemerintah tidak mengantongi jumlah pasti pelaku UMKM di Tanah Air.

Kondisi UMKM di Tengah Pandemi

Lesunya aktivitas ekonomi UMKM berdampak luar biasa pada pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Sebesar 65% PDB nasional disumbangkan oleh UMKM pada 2019 silam. Tidak heran, pemerintah terus mengantisipasi kejatuhan massal UMKM di seluruh Indonesia dengan meluncurkan berbagai program bantuan.

Grafik Databoks di bawah ini menunjukkan kontribusi UMKM terhadap PDB domestik dari 2010 hingga 2018. Selain kontribusinya yang lebih 50%, UMKM mempekerjakan sebanyak 117 juta orang atau mencapai 97% dari total tenaga kerja Indonesia (UMKM dan Unit Besar). Hingga saat ini, UMKM Indonesia mencapai 64,2 juta unit atau 99,99% dari total unit usaha di Indonesia.

Dari survei Katadata Insight Center (KIC), lebih dari setengah pelaku UMKM di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi optimistis bisnis yang mereka lakoni bertahan lebih dari Maret 2021. Survei ini menjangkau 206 respoden dan berlangsung pada 8 hingga 15 Juni 2020. Ironisnya, sekitar 20% UMKM berpotensi gulung tikar sebelum September mendatang.

Survei Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) terhadap 6.405 responden beberapa waktu lalu menunjukkan dampak penurunan penjualan dirasakan oleh seluruh UMKM. Sebanyak 36,7%, responden mengakui tidak ada penjualan. Selanjutnya, sebanyak 26% responden mengakui terdapat penurunan lebih dari 60%. Di sisi lain, hanya 3,6% yang mengalami kenaikan penjualan.

Dalam penanganan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, pemerintah mengalokasikan Rp 123,46 triliun untuk membantu UMKM. Anggaran ini sebagian besar dialokasikan untuk subsidi bunga Rp 35,28 triliun, penempatan dana pemerintah untuk restrukturisasi Rp 78,78 triliun, dan belanja imbal jasa penjaminan Rp 5 triliun.

Penyumbang bahan: Muhamad Arfan Septiawan (magang)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...