Kredit Perbankan pada September Turun, Modal Kerja Paling Terpukul

Agatha Olivia Victoria
27 Oktober 2020, 14:05
bank indonesia, kredit, DPK, kredit modal kerja
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Penyaluran kredit perbankan pada September 2020 sebesar Rp 5.529,4 triliun, turun 0,4% dibanding periode yang sama tahun lalu.

 Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menilai pertumbuhan kredit memang belum mengalami perbaikan walaupun sempat tumbuh tipis. "Selama pandemi masih berlangsung pertumbuhan kredit bisa dipastikan akan tertekan," kata Piter kepada Katadata.co.id, Selasa (27/10).

Menurut ia, hal tersebut terjadi karena tidak adanya permintaan dari masyarakat. Sementara, suplai kredit juga terbatas karena bank akan sangat hati-hati dalam penyaluran.

Piter pun berpendapat penyebab anjloknya pertumbuhan KMK karena dunia usaha yang masih sangat lesu. Walaupun pembatasan sosial berskala besar sudah dilonggarkan, tetapi selama pandemi masih berjangkit dia memperkirakan pertumbuhan kredit akan tetap sangat rendah atau bahkan negatif.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Haryadi Sukamdani mengatakan sebagian besar pengusaha masih kesulitan memperoleh kredit dari bank. Pembiyaan hanya dapat dikantongi oleh sebagian kecil perusahaan yang bisnisnya masih berjalan cukup baik.  "Yang masih bisa ambil kredit, seperti perusahaan yang memproduksi bahan pokok, obat=obatan, kesehatan, dan masih bisa ekspor. Sisanya masih kesulitan," ujar Hariyadi kepada Katadata.co.id, pertengahan bulan ini. 

Bank, menurut dia, masih melihat risiko dari bisnis yang sulit di tengah pandemi Covid-19. Banyak perusahaan yang kini membutuhkan modal kerja karena sudah tidak memiliki cukup kas untuk menjalankan operasional perusahaan.  "Permintaan pembiyaan oleh perusahaan ke perbankan sangat mungkin meningkat, tetapi banyak yang pengajuannya ditolak karena prospek bisnis sedang tidak bagus," katanya. 

Hingga kini, pemerintah belum juga merealisasikan program penjaminan kredit korporasi yang sudah dijanjikan sejak pertengahan tahun. Hariyadi berharap program ini segera terealisasi sehingga dapat memberi nafas bagi dunia usaha. Program penjaminan kredit pemerintah rencananya akan diprioritaskan untuk beberapa sektor, antara lain pariwisata, otomotif, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, elektronik, kayu olahan, furnitur, produk kertas, serta usaha padat karya dengan kriteria terdampak pandemi corona.

Hasil survei Badan Pusat Statistik menunjukkan, hanya 25,94% pelaku usaha yang memperkirakan dapat bertahan lebih dari 3 bulan tanpa bantuan pemerintah, terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...