Pertama Sejak Era Jokowi, Neraca Berjalan RI Surplus US$ 1 Miliar
Sementara itu, investasi portofolio mencatat aliran modal asing keluar sebesar US$ 1,9 miliar, setelah mencatat aliran modal asing masuk sebesar US$ 9,8 miliar pada kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III 2020 mencatat surplus sebesar US$ 2,1 miliar, turun dibandingkan kuartal sebelumnya US$ 9,2 miliar. "Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial," ujar Onny.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan, surplus perdagangan pada kuartal ketiga lebih besar dari prakiraan. Namun, kinerja ini lebih didorong oleh impor yang masih turun tajam.
"Ada andil impor yang turun tajam terutama pada barang modal dan bahan baku karena kondisi ekonomi yang lesu," ujar David kepada Katadata.co.id, Kamis (19/11).
David memperkirakan transaksi berjalan sepanjang tahun ini akan mencatatkan defisit di bawah 1% terhadap PDB. Namun, current account deficit pun akan kembali meningkat pada tahun depan seiring dengan pemulihan ekonomi.
"Tahun depan kemungkinan defisit transaksi berjalan meningkat tapi masih akan di kisaran 1% hingga 2% karena masih masa pemulihan ekonomi," katanya.
Di sisi lain, David memperkirakan surplus pada neraca pembayaran berpotensi meningkat pada kuartal keempat ini. Hal ini seiring aliran modal asing yang mulai masuk sejak bulan lalu.
Sementara itu, Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menilai transaksi berjalan yang mengalami surplus bisa menjadi modal mempertahankan stabilitas atau bahkan penguatan nilai tukar rupiah. "Ini memberikan kepercayaan kepada pasar dan juga investor," kata Piter kepada Katadata.co.id, Jumat (20/11).
Kendati demikian, Piter memperkirakan surplus transaksi berjalan tidak akan terus berlanjut. Ketika perekonomian sudah kembali normal, impor akan kembali meningkat sehingga dapat menyebabkan neraca perdagangan kembali defisit demikian pula dengan transaksi berjalan.