Lima Target Pembangunan Berkelanjutan Terancam Akibat Pandemi Covid-19

Agatha Olivia Victoria
11 Januari 2021, 13:42
pandemi Covid-19, SDG's, BPK, kemiskinan, kemiskinan ekstrem
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi. Pandemi Covid-19 membuat target SDG's terutama terkait kemiskinan sulit tercapai.

Pandemi Covid-19 telah menempatkan ekonomi dunia dalam kondisi yang buruk. Jutaan orang kembali ke dalam kemiskinan dan memperburuk ketimpangan. Pandemi memukul banyak orang untuk tetap tinggal bahkan masuk ke kemiskinan ekstrem. 

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agung Firman Sampurna menilai lima target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dalam bahaya seiring pandemi ini. "Mempengaruhi kapasitas keluarga dalam menyediakan kebutuhan seperti makanan dan pendidikan bagi keluarganya," ujar Agung dalam Webinar Internasional “Ensuring Transparency and Accountability in Covid-19 Pandemic”, Senin (11/1).

Kelima target pembangunan berkelanjutan yang terancam tak tercapai, yakni SDGs nomor satu yakni mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam segala bentuk, SDGs nomor dua yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan peningkatan gizi. Kemudian, SDGs nomor tiga, memastikan kehidupan yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua usia.

Lalu, SDGs nomor empat yakni memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua. Terakhir, SDGs nomor 10 yaitu mengurangi ketidaksetaraan.

Agung menyebutkan bahwa tidak ada satu negara yang siap menghadapi Covid-19 dan masih berjuang mengatasinya. "Jumlah korban tampaknya tidak akan berhenti dengan pengetatan sosial ekonomi yang juga berdampak pada masyarakat," kata dia.

Melansir laman resmi worldometers, telah dilaporkan lebih dari 90 juta kasus Covid-19 secara global sampai hari ini dengan lebih dari 1,9 juta kematian. Di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 telah mencapai lebih dari 828 ribu, dengan sekitar 681 ribu orang sembuh dan 24 ribu orang meninggal.

Maka dari itu, ia menuturkan bahwa pandemi memperparah keadaan setelah sebelumnya Indonesia mengalami tiga gangguan global seperti krisis keuangan 2008, krisis teknologi atau industri 4.0 pada 2009, dan krisis politik pada 2016. Sehingga, masyarkaat global saat ini perlu segera berkolaborasi dalam mengelola dampak langsung dari krisis.

Direktur Program Institute fo Development for Economics and Finance Esther Sri Astuti mengatakan target mengakhiri kemiskinan ekstrem jelas tak akan tercapai dengan adanya pandemi. "Kemiskinan bahkan bertambah karena pandemi," kata Esther kepada Katadata.co.id, Senin (11/1).

Pertambahan kemiskinan tersebut terjadi karena pengurangan dan pemecatan tenaga kerja marak terjadi akibat Covid-19. Hal tersebut pun akan berdampak kepada meningkatnya kelaparan hingga kehidupan yang sehat yang menjadi salah satu target SDGs.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan realokasi anggaran di berbagai sektor membuat beberapa rencana pemerintah tertunda, termasuk upaya pembangunan berkelanjutan. "Pandemi telah akibatkan krisis kesehatan dan perekonomian yang memperburuk capaian SDGs kita bahkan juga capaian SDGs dunia," kata Jokowi dalam Konferensi Tahunan SDGs Indonesia Tahun 2020, Kamis (17/12).

Menurutnya, target SDGs dirancang sesuai dengan prioritas kebijakan pemerintah, yaitu mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkerlanjutan. Selain itu, target SDGs juga ditujukan untuk memberikan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, Jokowi hendak memastikan pandemi tidak boleh menurunkan target SDGs Indonesia. Ia pun meminta seluruh pihak untuk mencari cara dan terobosan baru dalam mencapai target SDGs. "Inovasi harus terus dilakukan, cara yang lebih efektif dan efisien harus terus dikembangkan," ujar dia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...