Pekerjaan Berat Mendorong Masyarakat Melek Keuangan

Agatha Olivia Victoria
15 Januari 2021, 11:39
Telaah - Bank
deniskot/123rf
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo menargetkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024.

Inklusi Keuangan Tak Cukup

Namun, kesejahteraan masyarakat tak hanya dapat dilakukan dengan mendorong inklusi keuangan. Ekonom Universitas Indonesia Teuku Riefky menjelaskan, literasi keuangan sangat penting agar masyarakat memperoleh manfaat dari perkembangan produk keuangan untuk kesejahteraan masyarakat. 

"Ada juga risiko fraud dari produk keuangan sehingga masyarakat harus hati-hati dan memiliki literasi yang cukup untuk memahami produk-produk keuangan yang berkembang," katanya kepada Katadata.co.id.

Direktur Program INDEF Esther Sri Astuti menjelaskan literasi keuangan yang kalah cepat dari inklusi dapat berdampak pada sistem keuangan. Salah satunya kredit macet jika masyarakat yang dapat mengakses pinjaman tak dapat mengelolanya. 

Inklusi dan literasi keuangan perlu ditingkatkan secara bersamaan. Selain mengandalkan perbankan, keduanya dapat didorong melalui digitalisasi keuangan. "Bank sangat terbatas dalam menyalurkan kredit dan masyarakat juga sedikit sehingga fintech sebenarnya dapat menjadi solusi," katanya. 

Survei yang dilakukan OECD/INFE pada tahun lalu menyebutkan bahwa financial literacy score Indonesia adalah sebesar 63,5% dengan financial knowledge score sebesar 53,2%. Kondisi ini menggambarkan bahwa masyarakat selama ini hanya menggunakan produk dan layanan keuangan tanpa memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengoptimalkan produk keuangan yang mereka miliki.

"Masyarakat juga belum memahami dengan baik terkait manfaat dan risiko dari produk keuangan" demikian tertulis dalam roadmap TPAKD. 

Beberapa alasan rendahnya tingkat literasi keuangan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, latar belakang budaya, agama dan pendidikan masyarakat serta terbatasnya informasi yang mereka peroleh terkait produk dan jasa keuangan.

Padahal, hasil penelitian OJK di sejumlah daerah menunjukkan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan indeks pembangunan manusia. Setiap peningkatan satu persen kenaikan indeks literasi dan inklusi keuangan mampu mengerek IPM sebesar 0,16%.

Oleh karena itu, di dalam roadmap, peningkatan literasi keuangan akan menjadi salah satu program yang akan didorong oleh TPAKD. Hanya saja, berbeda dengan target inklusi keuangan yang dipatok, OJK maupun pemerintah tak mematok target  untuk literasi keuangan pada 2024.

Pembentukan TPAKD sendiri memiliki target akhir yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indikatornya adalah penanggulangan kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan pengurangan kesenjangan. Oleh karena TPAKD akan mendorong optimalisasi produk dan layanan keuangan, penguatan infrastruktur akses keuangan, peningkatan literasi keuangan, serta asistensi dan pendampingan. 

Jokowi sebelumnya mengingatkan masih rendahnya tingkat melek keuangan di Indonesia. Ia berharap, perusahaan teknologi finansial dapat turut berperan sebagai penggerak literasi keuangan dan tak hanya berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan pembayaran online.

Fintech diharapkan turut memberikan pendampingan perencana keuangan kepada masyarakat serta memperluas peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam akses pemasaran e-commerce. "Para inovator harus mengembangkan diri terus menerus untuk jalankan fungsi agregator, memberikan layanan equity crowdfunding dan project financing," ujar dia.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...