Tak Capai Target, Pemerintah Tarik Utang Rp 7,34 T dari Lelang Sukuk
Pelaksanaan lelang tambahan dapat diikuti oleh Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan/atau dealer utama yang menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang SBSN hari ini. Setelmen akan dilakukan pada 8 April 2021.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto menilai pemerintah tak boleh kaku dalam menerapkan strategi pembiayaan di tengah volatilitas pasar saat ini. "Pemerintah harus lebih fleksibel karena ketidakpastian tinggi," kata Rully kepada Katadata.co.id.
Rully berharap gejolak yang muncul pada pasar obligasi akibat kenaikan imbal hasil surat berharga Amerika Serikat hanya bersifat sementara. Namun, hal ini akan bergantung pada data-data di AS, terutama terkait inflasi dan pengangguran.
Kenaikan yield obligasi AS terjadi karena harapan pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam seiring kebijakan stimulus dan percepatan vaksinasi. Saat ini, menurut dia, yield obligasi AS tenor 10 tahun sudah mulai turun ke level 1,54%. Ini seiring meredanya volatilitas di pasar global.
Penurunan tersebut pun menyebabkan tekanan di pasar keuangan RI sedikit mereda. Hal itu terlihat dari nilai tukar rupiah yang sudah relatif stabil dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mulai menguat.
Rully juga menilai surat utang pemerintah masih akan menarik di mata investor dibandingkan negara-negara lain. Dengan demikian, masih ada potensi aliran modal asing kembali masuk saat kondisi lebih stabil.