Pemerintah Pacu Belanja Rp 594,7 T untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 7%

Agatha Olivia Victoria
6 Mei 2021, 17:22
Warga berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Warga berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam memperkirakan ekonomi triwulan kedua tahun ini akan kembali positif dalam kisaran yang cukup tinggi. "Meski tidak seoptimistis pemerintah yang sampai 7%, kami tidak berani seyakin itu," kata Piter dalam kesempatan yang sama.

Ia menilai, risiko Covid-19 saat ini masih sangat tinggi sehingga dirinya tak berani memproyeksi berlebihan angka pertumbuhan ekonomi kuartal II. Salah satu risiko tersebut yakni masih adanya gelombang kedua dan ketiga di negara lain yang memberikan dampak lebih besar dari gelombang pertama.

Kendati demikian, Piter tak menampik bahwa indikator perekonomian sudah menunjukkan pemulihan yang jauh lebih baik. "Ini tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah," ujarnya.

Stimulus yang diberikan pemerintah, menurut dia, efektif menggerakkan ekonomi seperti insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada kendaraan bermotor dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di sektor properti. Belum lagi, berbagai kebijakan tersebut didukung oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dengan demikian, pengeluaran pemerintah yang bisa menggenjot konsumsi masyarakat dinilai ia perlu terus ditingkatkan.

Sebelumnya, pemerintah meyakini ekonomi akan kembali ke zona positif dan tumbuh melesat antara 6,9% hingga 7,8% pada kuartal kedua tahun ini setelah terkontraksi 0,74% pada triwulan pertama. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menjelaskan perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini cukup tinggi karena basis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 sangat rendah, yakni minus 5,32%.

Ia mencontohkan, apabila realisasi PDB kuartal kedua bisa sama dengan triwulan pertama tahun ini saja, ekonomi kuartal II 2021 bisa tumbuh 5,62% secara tahunan. Konsumsi rumah tangga akan pulih dan tumbuh 6,9% hingga 7,9% pada April-Juni 2021. Sementara, target konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) akan tumbuh 5-5,5%, investasi 6,4-8,3%, ekspor 10,5-12%, dan impor 9,5-14%.

Airlangga menegaskan, konsumsi pemerintah  tetap akan dipacu tumbuh 7,6% hingga 7,9%. "Konsumsi pemerintah akan terus berperan," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Perkembangan dan Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional, Rabu (5/5).

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...