Sri Mulyani Bersiap Gali Sumber Penerimaan Pajak Baru Tahun Depan

Agatha Olivia Victoria
20 Mei 2021, 15:31
sri mulyani, pajak, penerimaan pajak, penerimaan negara
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sedang menggali sumber penerimaan pajak baru.

Namun, pengelolaan keuangan daerah masih belum dilakukan secara efisien, efektif, disiplin, dan masih terjadi ketimpangan kinerja fiskal antar daerah. Bendahara Negara itu menuturkan, pada 2019 rasio pajak dan retribusi daerah terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) masih rendah yakni 2,65%

Porsi belanja pegawai masih tinggi sekitar 34,74%, sedangkan porsi belanja modal masih rendah rerata 20,27%. Dana pemerintah daerah yang disimpan di perbankan masih sangat tinggi mencapai rata-rata di kisaran Rp 100 triliun pada posisi akhir tahun. "Pencapaian output dan outcome nasional masih rendah dan ketimpangan antar daerah masih lebar," ujar dia.

Di sisi lain, perbedaan tingkat kemiskinan antar daerah juga masih tinggi. Ada yang sudah mencapai 1,68%, tetapi masih ada pula yang mencapai hingga 43,65%. Akses air bersih rata-rata 89.27%, namun masih ada daerah yang baru mencapai 1,06%. 

Penarikan Pajak Orang Kaya

Sebelumnya, Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet mengatakan, salah satu alternatif untuk menambah penerimaan negara di tengah pandemi yakni dengan menarik pajak orang super kaya. "Butuh dukungan politik yang kuat jika ini diberlakukan di Indonesia," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, pada 11 Mei lalu.

Penarikan pajak di kalangan elite ini bukanlah ide yang baru. Lembaga internasional seperti Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan Dana Moneter Internasional (IMF) pun mendukung penerapan ide ini. 

Organisasi Millionaires for Humanity pun menyebutkan sejumlah miliarder menyatakan kesediaannya untuk membantu negaranya melalui pembayaran pajak kekayaan. Langkah ini sebagai upaya membantu pemerintah dalammenangani Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Di Indonesia, survei dilakukan oleh Glocalities dan Millionaires for Humanity kepada 1.051 masyarakat sebagai responden pada 1 hingga 15 Maret lalu. Hasilnya, 79% responden mendukung penerapan wealth tax di Indonesia.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat ini berencana menggandakan pajak atas capital gain untuk orang kaya di sana."Dengan demikian pajak yang akan diambil dari individu kaya akan setinggi 43,4%," tulis Reuters dalam laporannya akhir bulan lalu.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...