Ekspor Impor Turun, Neraca Perdagangan Juli Surplus US$ 2,6 M

Abdul Azis Said
18 Agustus 2021, 12:05
neraca perdagangan, ekspor, impor, ekspor impor
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
BPS mencatat ekspor pada Juli mencapai US$ 17,7 miliar, turun 4,32% dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara itu, penurunan ekspor dibandingkan Juni terjadi pada besi dan baja US$ 409,5 juta, kendaraan dan bagiannya US$ 177,6 juta, mesin dan perlengkapan elektrik US$ 94,2 juta, dan tembaga US$ 81,5 juta.

Adapun berdasarkan negara tujuannya, ekspor ke Tiongkok turun paling dalam US$  566,4 juta. Namun, porsinya terhadap total ekspor Indonesia merupakan yang tertinggi mencapai 21,35%. Penurunan ekspor juga terjadi pada negara tujuan Jepang US$ 169 juta, Filipina US$ 163 jut, dan Amerika Serikat US$ 114 juta. 

Margo juga menjelaskan, kondisi impor pada Juli masih cukup bagus meskipun mencatatkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. "Kinerja impor secara umum, maupun nonmigas selama periode 2021 trennya naik dibandingkan 2020, kecuali pada Januari," jelas dia. 

Impor migas pada Juli 2021 tercatat US$ 1,78 miliar, turun 22,8% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi melonjak 86,39% dibandingkan Juli 2020. Sedangkan impor nonmigas mencapai US$ 13,33 miliar, turun 10,67% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi naik 40,21% dibandingkan Juli 2020. 

Berdasarkan penggunaan barangnya, impor konsumsi secara turun 1,22% dibandingkan bulan sebelumya tetapi naik 45,79 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor barang modal turun 18,58% secara bulanan tetapi naik 5,83% secara tahunan. Sedangkan impor bahan baku/penolong turun 12,37% seara bulanan tetapi naik 54,61% secara tahunan. 

"Pertumbuhan impor bahan baku/penolong secara tahunan menunjukkan aktiivtas ekonomi domestik masih ada karena sektor industrinya masih membutuhkan impor bahan baku," kata dia.

Sementara impor bahan modal, menurut dia, berhubungan dengan capaian investasi. Adapun impor bahan baku berkontribusi 75% dari total impor, sedangkan barang modal 13,71% dan impor 10,74%. 

Berdasarkan negara tujuannya, menurut dia, penurunan impor terutama terjadi dari Tiongkok akibat penurunan impor mesin dan peralatan mekanis. Selain itu, penurunan juga terjadi untuk komoditas asal Korea Selatan dan Thailand. 

Adapun BPS mencatat impor secara kumulatif Januari-Juli mencapai US$ 106,15 miliar, naik 30,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara ekspor secara kumulatif naik 33,94% menjadi US$ 120,57 miliar. 

"Dengan demikian, neraca perdagangan Januari-Juli surplus US$ 14,42 miliar," ujarnya. 

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...