Rupiah Menguat ke 14.390 per US$ Efek Pelonggaran PPKM Jabodetabek

Abdul Azis Said
24 Agustus 2021, 09:38
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA
Rupiah pagi ini menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Penurunan indeks dipengaruhi oleh kurangan bahan baku dan tenaga kerja, hal ini yang kemudian ikut mempengaruhi inflasi yang terus naik. Di sisi lain, IHS Markit juga mencatat lapangan kerja tumbuh dalam fase terlambatnya sepanjang lebih dari setahun terakhir.

"Tidak hanya penundaan rantai pasokan yang mencapai rekor survei baru yang tinggi, tetapi survei Agustus melihat peningkatan frustrasi dalam kaitannya dengan perekrutan tenaga kerja," kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS Markit seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, kabar tapering off alias pengetatan stimulus kian gencar setelah notulen rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) yang dirilis pekan lalu. Risalah rapat tersebut menunjukkan, pejabat bank sentral tampaknya makin dekat dengan pengurangan pembelian obligasi pemerintah sebelum akhir tahun ini. Kendati demikian, keputusan untuk menaikkan suku bunga sendiri masih belum jelas, beberapa pejabat masih berbeda pendapat terkait langkah tersebut.

Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah dipengaruhi keputusan pemerintah untuk melonggarkan aktivitas PPKM di wilayah Jabodetabek. Hal ini kata Ariston bisa mendorong kembali pulihnya mobilitas dan ekonomi masyarakat.

"Penguatan rupiah juga akan didukung oleh PPKM yang sudah diturunkan di beberapa daerah pusat ekonomi seperti Jabodetabek. Pelonggaran PPKM meningkatkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat," kata Ariston.

Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers virtualnya Senin malam mengumumkan penerapan PPKM Level 4 di wilayah Jawa-Bali masih akan berlanjut hingga 30 Agustus 2021. Kendati demikian, Jokowi menurunkan status sejumlah wilayah penting seperti Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya dari semula berada di level 4 menjadi level 3.

Langkah ini diambil setelah pemerintah menilai sudah terjadi penurunan kasus di beberaap wilayah tersebut. "Beberapa aglomerasi sudah bisa di Level 3," kata Jokowi dalam keterangan pers virtual, Senin (23/8).

Sementara itu, penerapan PPKM Level 4 di luar Jawa-Bali juga kembali diperpanjang hingga dua minggu mendatang atau 6 September. Penambahan kasus di luar Jawa-Bali terus meningkat dan berkontribusi 52,3% kasus nasional. Kendati demikian, pemerintah menyebut trennya juga terus turun sejak dua minggu terakhir, yang diikuti penurunan mobilitas di wilayah PPKM Level 4.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...