Sri Mulyani Perkirakan Penerimaan Perpajakan Belum Pulih Tahun Depan

Abdul Azis Said
25 Agustus 2021, 14:13
perpajakan, penerimaan pajak, sri mulyani, penerimaan negara
Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan penerimaan pajak tahun ini akan gagal memenuhi target awal atau shortfall.

Secara perinci, penerimaan kepabeanan dan cukai tahun depan terdiri atas, penerimaan cukai sebesar Rp 203,9 triliun. Serta penerimaan kepabeanan mencakup penerimaan bea masuk sebesar Rp 35,1 triliun dan bea keluar Rp 4,9 triliun.

Penerimaan perpajakan terus berada di bawah level normal dalam dua tahun terakhir. Sri Mulyani juga menyebut capaian tahun ini bahkan akan gagal memenuhi target awal atau shortfall. Pemerintah menargetkan penerimaan perpajakan APBN 2021 sebesar Rp 1.444,5 triliun dan tumbuh 12,4%, namun hanya akan Rp 1.375,8 triliun atau naik 7,1%. 

Hal serupa juga dari komponen penerimaan pajak yang akan mengalami shortfall 87,1 triliun. Nilai penerimaan pajak tahun ini diperkirkaan hanya Rp 1.142,5 triliun dari target awal Rp 1.229,6 triliun. Sementara dari sisi penerimaan kepabeanan outlook tahun ini sebesar Rp 233 triliun. Nilai ini bahkan telah kembali ke level sebelum pandemi dan tercatat penerimaan kepabeanan tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Sri Mulyani menjelaskan penerimaan perpajakan tahun depan akan menopang kenaikan pendapatan negara. Hal ini karena penerimaan dari komponen penerimaan negaar bukan pajak (PNBP) justru akan berkurang dari tahun ini Rp 357,2 triliun menjadi Rp 333,2 triliun.  Ini kata Dia kemudian akan mempengaruhi penurunan target defisit dalam RAPBN 2022.

"Pendapatan tahun depan yang tumbuh positif dan belanja yang dikendalikan, maka defisitnya menjadi lebih rendah," kata Sri Mulyani.

Pendapatan negara dalam RAPBN 2022 sebesar Rp 1.840,7 triliun, naik dari Rp 1.735,7 triliun outlook tahun ini. Sementara belanja pemerintah tahun depan sebesar Rp 2.708,7 triliun, juga naik dari outlook tahun ini Rp 2.697,2 triliun. Sehingga diperoleh defisit RAPBN 2022 sebesar Rp 868 triliun atau 4,85% terhadap APBN. Angka itu lebih rendah dari outlook defisit APBN 2021 sebesar 961,5 triliun atau 5,82% terhadap PDB.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...