BI Akan Perluas LCS, Transaksi RI - Singapura Tak Perlu Dolar AS

Abdul Azis Said
6 Oktober 2021, 15:00
LCS, dolar as, transaksi ekonomi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Ilustrasi. Skema LCS memungkinkan transaksi internasional dengan negara lain tidak perlu perlu lagi menggunakan dolar AS.

Nilai transaksi ini  naik pada 2019 mencapai US$ 63,3 juta per bulan atau total US$ 760 juta dalam setahun. Pada 2020, transaksi LCS  kembali naik seiring penambahan mitra baru yakni Jepang pada paruh kedua. Rata-rata transaksi LCS per bulan dengan Malaysia, Thailand dan Jepang mencapai US$ 72,2 juta dengan akumulasi seluruh tahun US$ 800 juta.

Kerja sama dengan Jepang tampaknya mendorong transaksi LCS kian gemuk. BI melaporkan sepanjang Januari-Juli 2021, nilai transaksi LCS telah mencapai US$ 1,2 miliar dengan rata-rata per bulan sebesar US$ 177 juta.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat menjelaskan, tujuan LCS adalah mendorong mata uang lokal dalam transaksi kegiatan perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan negara mitra.

Melalui skema ini, importir Indonesia yang hendak mengimpor barang dari negara mitra dapat melakukan transaksi menggunakan mata uang lokal negara tersebut melalui bank yang telah ditunjuk oleh kedua negara. Sebaliknya, eksportir Indonesia juga dapat dibayar dalam mata uang rupiah, tanpa perlu mengkonversinya ke dalam dolar AS.

Kerangka kerja sama tersebut akan mengurangi biaya transaksi valuta asing terhadap rupiah dengan adanya kuotasi harga secara langsung antara rupiah dengan mata uang negara mitra. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan pasar keuangan berbasis mata uang lokal, mendorong diversifikasi mata uang, dan memperluas akses pelaku usaha.

"LCS merupakan salah satu instrumen untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Ini merupakan bagian dari inisiatif utama blueprint pengembangan pasar uang 2025," kata Donny pada Juni lalu.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...