Rupiah Perkasa di Bawah 14.300 per Dolar AS Tapi Berpotensi Melemah

Abdul Azis Said
8 November 2021, 10:05
rupiah, nilai tukar, dolar AS
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Nilai tukar rupiah menguat pagi ini bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,02% ke level Rp 14.328 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah diramal berbalik melemah usai rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang membaik sehingga mendorong sentimen kuatnya kebijakan tapering off  The Fed.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke posisi Rp 14.274 pada pukul 10.00 WIB. Posisi ini semakin menguat dari penutupan akhir pekan lalu Rp 14.331 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat. Dolar Taiwan 0,03%, won Korea Selatan 0,08%, peso Filipina 0,04%, rupee India 0,31%, yuan Cina 0,01%, ringgit Malaysia 0,12% dan bath Thailand 0,49%. Sedangkan pelemahan pada yen Jepang 0,18%, dolar Hong Kong 0,03% dan dolar Singapura 0,10%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan bergerak melemah ke kisaran Rp 14.400 per dolar AS, dengan potensi penguatan di level Rp 14.300. Nilai tukar tertekan laporan data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan perbaikan, sehingga memperkuat sentimen tapering off The Fed,

"Data tenaga kerja menjadi acuan Bank Sentral AS di samping data inflasi untuk mengubah kebijakan moneternya. Semakin baik semakin mendorong the Fed mengetatkan kebijakan moneternya," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (8/11).

Laporan data tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan pemulihan yang menguat.  Terdapat tambahan 531 ribu tenaga kerja baru di sektor nonpertanian sepanjang bulan lalu, di atas perkiraan Dow Jones sebanyak 450 ribu orang. Pemulihan tenaga kerja ini mendorong tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,7%, level terendah selama pandemi.

Beberapa sektor yang menyerap tenaga kerja baru paling banyak, antara lain sektor jasa sebanyak 100 ribu, manufaktur 60 ribu, serta transportasi dan pergudangan sebanyak 54 ribu. Konstruksi menyerap 44 ribu tenaga kerja baru, disusul sektor kesehatan 37 ribu dan retail sebanyak 35 ribu.

Data tenaga kerja baru di sektor swasta yang dirilis terpisah juga menunjukkan pemulihan yang kuat. Berdasarkan data ini, terdapat 604 ribu tenaga kerja baru, hampir dua kali lipat dari laporan bulan sebelumnya 312 ribu orang.

Selain itu, Ariston mengatakn rupiah juga tertekan oleh rilis data ekonomi domestik akhir pekan lalu yang menunjukkan perlambatan. "Pasar mungkin mempertimbangkan Pertumbuhan PDB Indonesia kuartal ketiga yang melambat dibandingkan kuartal sebelumnya, yang bisa memberikan tekanan ke rupiah," kata Ariston.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 3,51% secara tahunan. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan kinerja kuartal sebelumnya yang berhasil tumbuh 7,07%, serta di bawah proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai 4,5%.

Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan tertinggi pada komponen perdagangan internasional. Ekspor berhasil tumbuh 29,16%, begitu juga impor yang tumbuh lebih tinggi yakni 30,11%.

Meski demikian empat komponen lainnya masih tumbuh positif sekalipun melambat. Hal ini terutama dipengaruhi adanya PPKM Darurat dan PPKM Level 1-4 sejak awal Juli. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang separuh perekonomian nasional kini hanya tumbuh 1,03%, melambat dari pertumbuhan 5,96% pada kuartal sebelumnya. Konsumsi LNPRT tumbuh 2,96%, konsumsi pemerintah 0,66% dan investasi (PMTB) tumbuh 3,74%.

Ariston juga melihat potensi penguatan masih ada, terutama seiring membaiknya sentimen di pasar saham. Hal ini bisa membantu menahan pelemahan nilai pada nilai tukar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  terpantau menguat pagi ini.

"Kalau dari pembukaan IHSG yang menguat, sentimen kelihatannya masih positif terhadap kondisi dalam negeri," kata Ariston.

IHSG terpantau menguat 0,35% pada pergerakan pagi ini ke level Rp 6.603,23. Rupiah berhasil menguat sekalipun beberapa indeks utama Asia Pasifik melemah. Nikkei 225 Jepang turun 0,21%, Hang Seng Hong Kong 0,42%, Kospi Korea Selatan 0,99% dan ASX 200 Indeks Australia 0,21%.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...