AS dan Korea Umumkan Kasus Pertama Omicron, Rupiah Diramal Melemah

Abdul Azis Said
2 Desember 2021, 09:52
rupiah, dolar as, omicron, amerika, korea selatan, virus corona, covid-19
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020).

AS juga mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 varian Omicron di California. Pasien sempat melakukan perjalanan dari Afrika Selatan ke San Francisco pada akhir November (22/11).

Pasien dinyatakan positif virus corona pada 29 November. Orang tersebut telah divaksinasi lengkap dan mengalami gejala ringan.

Selain meluasnya penyebaran Omicron, sentimen pelemahan rupiah datang dari rilis sejumlah data ekonomi AS yang membaik. Ini mendorong sentimen tapering off atau pengurangan stimulus moneter oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

"Tapering off yang dipercepat artinya pengetatan moneter AS akan dimulai lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Ini mendorong penguatan dolar AS," kata Ariston.

Data ketenagakerjaan versi swasta dan kinerja manufaktur AS membaik pada November. Rilis data Automatic Data Processiong (ADP) menunjukkan, tenaga kerja baru di sektor swasta bertambah 534 ribu tenaga kerja. Ini lebih baik dari perkiraan Dow Jones 506 ribu, walaupun jumlahnya turun dari 570 ribu pada Oktober.

Industri jasa mencatat penambahan 424 ribu tenaga kerja baru. Sebanyak 136 ribu di antaranya dari sektor bar, restoran, hotel dan bisnis sejenis.

Kemudian terdapat penambahan 110 ribu tenaga kerja baru di layanan profesional dan bisnis, 78 ribu tenaga kerja di sektor perdagangan, transportasi dan utilitas, serta 55 ribu di layanan pendidikan dan kesehatan.

Rilis resmi data ketenagakerjaan oleh pemerintah dijadwalkan rilis akhir pekan ini. Yang membedakan antara rilis ADP dengan pemerintah yakni cakupan jenis tenaga kerja yang dihitung.

Dalam data pemerintah, jumlah tenaga kerja baru mencakup pekerjaan pemerintah, bukan hanya swasta. Data tenaga kerja yang dirilis pemerintah diperkirakan tumbuh 573 ribu di November, naik dari 531 ribu pada Oktober.

Selain data ketenagakerjaan, indikasi perbaikan ekonomi AS terlihat dari kinerja manufaktur yang semakin kuat. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur AS pada November naik 61,1 dari 60,8 poin pada bulan sebelumnya.

Indeks untuk komponen produksi, permintaan baru dan ketenagakerjaan menunjukkan penguatan. Sedangkan indeks untuk simpanan permintaan, pengiriman pemasok serta harga produksi turun bulan lalu.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...