Pertumbuhan Ekonomi Tiga Provinsi Melesat di Atas 10% Berkat Tambang
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian tiga provinsi tumbuh melesat di atas 10% pada tahun lalu seiring kinerja sekor pertambangan dan penggalian yang moncer. Ekonomi Maluku Utara tumbuh mencapai 16,4%, Papua 15,11% dan Sulawesi Tengah 11,7%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan yang kuat di Maluku Utara terutama karena pertumbuhan signifikan pada sektor usaha pertambangan dan penggalian. "Kalau dilihat kenapa wilayah Maluku dan Papua tumbuh tinggi, terutama di Maluku Utara karena terjado peningkaatn di sektor spertamabang biji logam khussnya biji nikel emas dan perak," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Senin (7/2).
Sektor pertambanagn bukanlah kontributor utama perekonomian Maluku Utara tahun lalu. Kendati demikian, sektor ini mencatat pertumbuhan paling signifikan yakni 53,39% dibandingkan pertumbuhan 9,92% pada tahun 2020. Sektor pertambangan menyumbang 14,74% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Maluku Utara tahun lalu.
Meski demikian, pertambangan bukan satu-satunya sektor yang tumbuh dua digit. Sektor industri pengolahan bahkan tumbuh paling tinggi 79,49%. Kendati demikian, sejak tahun 2020 sektor ini memang sudah melesat tinggi dimana pertumbuhannya mencapai 60,65%.
Di Provinsi Papua, Margo juga menjelaskan, perekonomian yang melesat hingga 15.11% tidak lepas dari peningkatan pada lapangan usaha pertamabangn biji logam, khususnya produksi tembaga dan emas.
"Selain itu, pertumbuhan di Papua juga didorong adanya peningkatan aktivitas konstruksi untuk menunjang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di papua," kata Margo.
Seperti halnya di Maluku, pertumbuhan signifikan di Papua pada tahun lalu terutama dipengaruhi sektor pertambangan. Provinsi Paling Timur terdapat tambang emas terbesar Freeport. Dalam catatan BPS Papua, perekonomian provinsi tertimur Indonesia ini hanya akan tumbuh 2,49% jika tidak menghitung sektor pertambangan. Bahkan pertumbuhan ekonomi 2020 yang berhasil selamat dari kontraksi juga tidak lepas dari andil sektor pertambangan.
Sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor usaha di Papua yang berhasil tumbuh dua digit pada tahun lalu. Sektor ini melesat 40,8% dengan kontribusi lebih dari sepertiga perekonomian Papua (36,8%).
"Pertumbuhan ekonom Papua dengan tambang menunjukkan pergerkan fluktuatif karena dipengaruhi pergerakan tambang Freeport selama tiga tahun terakhir," kata Kepala BPS Papua Adriana Helena Carolina dalam konferensi pers daring.
Di samping dua provinsi tersebut, perekonomian Sulawesi Tengah juga cukup bergantung pada sektor pertambangan. Perekonomian Sulawesi Tengah berhasil tumbuh 11,7%. Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan signifikan di sektor pertambangan yang merupakan salah satu dari tiga sektor utama penyumbang PDRB provinsi ini.
Sektor pertambangan tumbuh 12,32% pada tahun lalu, dengan kontribusi 2,02% terhadap pertumbuhan secara kumulatif tahun lalu. Namun, ini bukanlah sektor yang pertumbuhannya paling tinggi. Industri pengolahan melesat 19,6% disusul konstruksi 16,8% dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,46%.