Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Pangan Efek Perang Rusia-Ukraina

Abdul Azis Said
Oleh Abdul Azis Said - Verda Nano Setiawan
2 Maret 2022, 18:44
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, rusia, ukraina, perang rusia ukraina, rusia ukraina, harga pangan
Humas Setkab/Rahmat
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, perang Rusia dan Ukraina, antara lain akan berdampak pada pasokan pupuk. Rusia merupakan importir utama pupuk Indonesia.

Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rizal Taufikurahman juga menilai kenaikan harga minyak akibat perang akan berimbas pada kenaikan harga atau inflasi di Indonesia. Kenaikan harga minyak, menurut dua, akan turut mengerek kenaikan harga komoditas lainnya.

"Terutama sektor sektor yang direct menggunakan energi. Salah satunya adalah transportasi yang berhubungan dengan komoditas pasar ," kata dia dalam Diskusi Publik INDEF - Perang, Harga Minyak, dan Dampaknya bagi Ekonomi dan Bisnis di Indonesia, Rabu (2/3).

Rizal menambahkan kenaikan harga minyak akan berimbas pada kenaikan harga komoditas lainnya, termasuk pangan. Oleh sebab itu, menurut dia,  pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi untuk menahan kenaikan inflasi. 

Sementara itu, Ekonom Indef Abdul Manap Pulungan menilai kenaikan harga minyak berpotensi membuat subsidi bengkak. IA menjelaskan, asumsi ICP berdasarkan APBN 2022 hanya sekitar US$63 per barel, sementara harga minyak mentah dunia saa ini telah tembus US$ 100 per barel. "US$ 37 gap nya. Itu yang harus ditutup pemerintah lewat Pertamina," ujarnya.

Meski begitu, kenaikan harga minyak sebetulnya juga berdampak pada penerimaaan negara. Meski demikian, kenaikannya tak akan signifkan jika dilihat dari capaian lifting minyak nasional akhir-akhir ini.

"Target lifting semakin rendah, sementara makin ke sini ke level 700 ribuan itupun tak tercapai. Ketika lifting itu tercapai dan semakin meningkat harga minyak naik akan memberikan dampak signifikan bagi penerimaan negara," ujarnya.

Sementara itu, Ekonom BCA David Sumual menilai, perang Ukraina dan Rusia menguntungkan bagi ekonomi negara-negara yang menghasilkan komoditas. Kenaikan harga sudah mulai terjadi pada minyak, gas, hingga batu-bara. 

“Ini sebenarnya menguntungkan negara penghasil komoditas. Kemungkinan akan diuntungkan, secara neto akan positif. Ini tinggal bagaimana menjaga confidence domestik ke rupiah,” ujar David kepada Katadata.co.id, Kamis (24/2). 

Meski demikian, menurut David, pemerintah harus mewaspadai kenaikan inflasi yang mungkin akan terdorong oleh kondisi global ini. Konflik antara kedua negara akan mendorong kenaikan harga secara global yang dapat berdampak pada inflasi di dalam negeri.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...