Stabilitas Sistem Keuangan Normal, KSSK Tetap Waspadai Dampak Perang
Respons kebijakan moneter negara maju terhadap inflasi yang dihadapkan pada potensi perlambatan ekonomi menimbulkan riak pada aliran modal asing di negara emerging market, termasuk Indonesia. "Ini sejalan langkah investor melakukan realokasi aset untuk mencari tempat yang aman atau safe heaven assets," katanya.
Ia mencatat terjadi aliran modal asing keluar dari investasi portofolio sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 1,3 miliar. Namun, ia menekankan, tekanan aliran modal asing keluar ini masih lebih baik dibandingkan emerging market lainnya. Kondisi inflasi dan nilai tukar rupiah juga masih terjaga dengan baik.
"KSSK tetap mewaspadai dan akan terus memantau stabilitas sistem keuangan untuk tetap menjaga stabilitas sistem keuangan kita," ujarnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai perekonomian Indonesia memiliki daya tahan yang kuat menghadapi gejolak eksternal, termasuk potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat. Bank Sentral akan memastikan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga dari dampak kenaikan suku bunga dan perang Rusia Ukraina.
"Tekanan geopolitik Rusia dan Ukraina tidak dipungkiri juga meningkatkan tekanan harga pangan dan harga energi. Asesmen kami sejauh ini, inflasi masih dapat terjaga pada sasaran 2% hingga 4%," kata dia.
Pemerintah dan BI akan terus memantau perkembangan harga dan inflasi untuk menjaga stabilitas moneter dan perekonomian. BI juga memastikan kebijakan suku bunga selalu didasarkan pada perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan.