Tahan Guncangan Ekonomi, Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Bansos Rp 129 T
Bendahara negara memaparkan, realisasi belanja negara secara keseluruhan hinga akhir bulan lalu mencapai Rp 750,5 triliun, naik 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah ini baru mencapai 27,7% dari pagu APBN 2022 sebesar Rp2.714,2 triliun.
Realisasi ini mencakup belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp253,6 triliun atau 26,8% dari pagu dan belanja non K/L yang mencapai Rp 254,4 triliun atau 25,5% dari pagu. Belanja K/L antara lain digunakan untuk belanja pegawai, termasuk THR (Tunjangan Hari Raya) dan kegiatan operasional K/L. Sedangkan belanja non K/L digunakan untuk penyaluran subsidi, kompensasi BB, dan pembayaran pensiun termasuk THR, serta jaminan kesehatan ASN.
Pemerintah saat ini tengah mengajukan tambahan belanja negara sebesar Rp 392,3 triliun pada tahun ini kepada DPR. Total belanja negara akan naik menjadi Rp 3.106,4 triliun.
Permintaan tambahan belanja negara seiring dengan membengkaknya belanja subsidi dan kompensasi energi pada tahun ini mencapai Rp 350 triliun. Hal ini seiring dengan kenaikan asumsi harga minyak Indonesia atau ICP dari US$ 63 per barel menjadi US$ 99,4-US$ 102,5 per barel.
Meski belanja negara membengkak, pemerintah memperkirakan defisit APBN akan menurun karena tambahan penerimaan negara yang diperoleh sejalan dengan lonjakan harga komoditas lebih tinggi yakni mencapai Rp 430 triliun. Defisit APBN tahun ini turun dari Rp 868 triliun atau 4,85% PDB menjadi Rp 840 triliun atau 4,5% PDB.