Pendapatan Negara Tahun Lalu Tembus Rp 2.000 T, Defisit APBN Menyusut
Pendapatan negara yang berhasil lebih besar dari target membuat pemerintah dapat mengurangi target pembiayaan APBN tahun ini dengan realisasi hanya 87%. Total pembiayaan APBN tahun lalu sebesar Rp 871,72 triliun. Realisasi pembiayaan dalam negeri tercatat sebesar Rp 881,63 triliun, sebagian besar dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan penarikan pinjaman dalam negeri, serta penggunaan rekening pemerintah berupa Saldo Anggaran Lebih (SAL).
Sementara itu, realisasi pembiayaan luar negeri tahun lalu secara neto tercatat negatif Rp 9,91 triliun. "Ini sebagian besar disebabkan oleh realisasi pembayaran pokok cicilan utang luar negeri yang melebihi realisasi penarikan pinjaman," kata Isma.
Dengan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun lalu tersebut, defisit APBN tahun ini jauh lebih kecil dari target yakni Rp 775,06 triliun atau hanya 77% dari target. Nilai defisit tersebut setara 4,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih kecil dari target dalam APBN sebesar Rp 5,7%.
Laporan sementara Kementerian Keuangan sebelumnya menunjukkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 783,7 triliun pada 2021. Nilai tersebut setara dengan 4,65% terhadap produk domestik bruto (PDB).