BI Waspadai Ekonomi Indonesia Terpapar Risiko Stagflasi Dunia

Abdul Azis Said
27 Juni 2022, 14:58
Bank Indonesia, stagflasi
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri) beserta dua Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kedua kanan) dan Rosmaya Hadi (kanan) memberikan keterangan pers hasil rapat dewan gubernur BI bulan Januari 2020 di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Perry menilai risiko stagflasi didorong oleh tiga faktor, sebagai berikut.

1. Perang Rusia di Ukraina dan berlanjutnya sanksi oleh barat terhadap Rusia telah mengganggu pasokan energi dan pangan global. Gangguan ini yang kemudian menyebabkan tingginya harga-harga komoditas, baik energi maupun pangan.

2. Pengetatan moneter di AS dan sejumlah negara maju.

3. Kebijakan zero Covid-19 di Cina juga menimbulkan risiko perlambatan ekonomi terbesar kedua dunia itu.

Sekalipun proyeksi perekonomian global dikoreksi ke bawah di tengah risiko stagflasi, BI tidak merubah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari prediksi sebelumnya 4,5%-5,3%. Perekonomian masih akan bergeliat ditopang peningkatan konsumsi dan kinerja ekspor yang masih akan moncer.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...