BI Waspadai Ekonomi Indonesia Terpapar Risiko Stagflasi Dunia
Perry menilai risiko stagflasi didorong oleh tiga faktor, sebagai berikut.
1. Perang Rusia di Ukraina dan berlanjutnya sanksi oleh barat terhadap Rusia telah mengganggu pasokan energi dan pangan global. Gangguan ini yang kemudian menyebabkan tingginya harga-harga komoditas, baik energi maupun pangan.
2. Pengetatan moneter di AS dan sejumlah negara maju.
3. Kebijakan zero Covid-19 di Cina juga menimbulkan risiko perlambatan ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Sekalipun proyeksi perekonomian global dikoreksi ke bawah di tengah risiko stagflasi, BI tidak merubah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari prediksi sebelumnya 4,5%-5,3%. Perekonomian masih akan bergeliat ditopang peningkatan konsumsi dan kinerja ekspor yang masih akan moncer.