Rupiah Diramal Melemah Rp 15.100 per US$ karena BI Tahan Suku Bunga

Abdul Azis Said
22 Juli 2022, 09:36
rupiah, bank indonesia, bunga acuan, the fed
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Nilai tukar rupiah dan dolar

Itu juga merupakan kenaikan pertama suku bunga acuan ECB dalam 11 tahun terakhir. Dengan demikian, suku bunganya kini berada di level 0% dari sebelumnya minus 0,5%. 

Dengan adanya sentimen kebijakan bank sentral Eropa dan BI itu, Lukman memperkirakan rupiah melemah.

"Rupiah diperkirakan melemah setelah BI mempertahankan suku bunga saat bank-bank sentral dunia menaikkan suku bunga. ECB mengejutkan pasar dengan kenaikan 50 bps semalam," kata Lukman dalam risetnya, Jumat (22/7).

Di sisi lain, pasar juga menantikan pertemuan pembuat kebijakan The Fed pekan depan. Pasar mengantisipasi bank sentral AS masih akan agresif menaikkan bunga 75 bps.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memprediksi, suku bunga acuan AS berada di level 3% pada akhir tahun. Langkah agresif ini untuk menurunkan inflasi di Negeri Paman Sam yang mencetak rekor tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.

"BI juga masih mempertahankan suku bunga acuannya. Spread suku bunga acuan AS dan BI yang menyempit membuat aset dolar lebih menarik dibandingkan aset rupiah," kata Ariston.

Dengan risiko tekanan tersebut, ia memperkirakan rupiah kembali tertekan ke arah Rp 15.070. Ini dengan potensi support di kisaran Rp 15.000 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...