Data Inflasi Produsen di AS Positif, Rupiah Balik ke Level 14.600/US$

Image title
Oleh Abdul Azis Said
12 Agustus 2022, 09:48
rupiah, dolar, nilai tukar
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 17 poin ke level Rp 14.749 per dolar AS di perdagangan pasar spot pagi ini. Penguatan ini ditopang rilis data inflasi produsen AS periode Juli yang turun menyusul penurunan tekanan harga di tingkat konsumen.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke arah Rp 14.687 pada pukul 09.25 WIB. Ini semakin jauh dari level penutupan kemarin di Rp 14.766 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya melemah. Yen Jepang anjlok 0,26%, peso Filipina 0,36%, dolar Taiwan 0,12% , won Korsel 0,13% , rupee India 0,15%, yuan Cina 0,01% dan baht Thailand 0,19%. Sebaliknya, penguatan dialami ringgit Malaysia 0,03% dan dolar Hong Kong 0,11%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bisa menguat hari ini usai inflasi produsen AS menunjukkan penurunan. Kurs rupiah diramal menguat ke level Rp 14.720, dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.780-Rp 14.800 per dolar AS.

Harga produsen tercatat minus 0,5% secara bulanan, deflasi untuk pertama kalinya sejak April 2020. Inflasi secara tahunan juga melandai dari Juni 11,3% menjadi 9,8% pada bulan lalu.

"Ini meningkatkan ekspektasi the Fed mungkin tidak akan terlalu agresif menaikan suku bunga acuannya di September sehingga mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston dalam risetnya, Jumat (12/8).

Data inflasi produsen AS bulan Juli semalam menunjukkan penurunan tingkat inflasi, selaras dengan inflasi konsumen AS yang dirilis sehari sebelumnya. Inflasi harga konsumen AS secara tahunan pada Juli turun ke 8,5% dari bulan sebelumnya mencapai 9,1%.

Meski demikian, tingkat inflasi AS masih jauh di atas target the Fed 2% sehingga sebagian pelaku pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang agresif belum akan selesai. Ekspektasi ini diperkuat dengan pernyataan beberapa pejabat The Fed yang mendukung kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut untuk segera menurunkan tingkat inflasi ke kisaran 2%.

Dari dalam negeri, rupiah masih akan mendapat sentimen positif dari data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang dirilis pekan lalu. Ekonomj melanjutkan pertumbuhan impresif 5,44% pada periode April-Juni 2022, setelah kuartal pertama sudah tumbuh positif 5,01%.

Analis DCFX Lukman Leong menyebut melandainya inflasi konsumen di AS tidak berarti The Fed akan mengurangi 'tenaganya' untuk menaikkan bunga secara agresif. Karenanya, rupiah diramal kemungkinan melemah hari ini ke rentang Rp 14.700-Rp 14.850 per dolar AS.

"Rupiah besar kemungkinan akan terkoreksi, rentan profit taking dari penguatan besar beberapa sesi terakhir," kata Lukman.

Selain itu, pelemahan rupiah juga karena dolar AS diperkirakan akan rebound setelah imbal hasil obligasi AS kembali naik. Yield US Treasury benchmark 10 tahun naik ke level tertingginya sejak awal bulan di level 2,87% pada perdagangan kemarin.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...