Sri Mulyani Beberkan Bukti Suramnya Ekonomi Dunia, Apakah RI Aman?
Indeks saham Eropa dan pasar negara emerging terpantau turun. Keluarnya modal asing dari pasar keuangan juga berlanjut termasuk dialami Indonesia. Hal ini juga memicu indeks dolar AS menguat dan berbanding terbalik dengan mata uang negara emerging yang ramai-ramai terkoreksi.
Bagaimana Kinerja Indonesia?
Indonesia tampaknya masih cukup aman dari risiko perlambatan setidaknya hingga akhir tahun ini. Sri Mulyani, dalam paparannya, menunjukan bahwa konsumsi rumah tangga diperkirakan relatif stabil di sisa tahun ini. Dorongan kinerja ekspor yang sangat kuat juga akan menopang pertumbuhan ekonomi.
Ia juga mengutip berbagai survei dari lembaga internasional yang memperkirakan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di atas 5% pada tahun ini. Perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3% tahun ini, Bank Dunia 5,1%, Bank Pembangunan Asia (ADB) 5,4% dan konsensus Bloomberg di 5,2%.
Berbagai indikator ekonomi sampai dengan bulan lalu masih menunjukkan kinerja positif. PMI Manufaktur Indonesia naik ke 51,7 dari bulan Juli sebesar 51,3 point. Konsumsi listrik yang masih tumbuh kuat baik bisnis maupun Industri, masing-masing 24,1% dan 11,2%. Indeks Penjualan ritel juga tumbuh 5,4% .
"Dalam negeri, kegiatan ekonomi mulai menunjukan kinerja yang juga mulai positif, dilihat dari Google Mobility Index yang sudah di atas pandemi di 19,5% pada 16 September. Meskipun kemarin ada kebijakan harga BBM, tapi tidak mempengaruhi mobilitas," kata Sri Mulyani.