Sri Mulyani Pamer Kinerja Pabrik di RI Menguat saat Cina & Eropa Lesu
Ketidakpastian terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama datang dari ketidakpastian soal berapa lama inflasi tinggi, dinamika kenaikan suku bunga global hingga harga komoditas.
Manufaktur Cina hingga Eropa Melambat
Indonesia menjadi sedikit negara yang sektor manufakturnya masih ekspansif. Manufaktur di sebagian besar negara ASEAN memang menguat.
Singapura misalnya, mencatatkan PMI manufaktur 58,5 poin. Indeks PMI manufaktur Thailand juga mencapai rekor tertinggi sejak akhir 2015.
Kinerja manufaktur di Filipina dan Vietnam juga melanjutkan perbaikan.
Sebaliknya, Malaysia dan Myanmar mencatatkan penurunan PMI manufaktur di bawah 50.
Tekanan di sektor manufaktur juga berlanjut di mitra dagang utama Indonesia yakni Cina. PMI manufaktur Negeri Tirai Bambu turun dari 49,5 menjadi 48,1 poin.
Beijing membatasi kerja pabrik-pabrik guna pandemi Covid-19. Output dan bisnis baru pun menurun, serta perusahaan memangkas aktivitas pembelian dan persediaan.
Pabrik-pabrik di Eropa lesu. Hal ini tecermin dar PMI manufaktur yang turun dari 49,6 menjadi 48,4 poin. Ini merupakan level terendah sejak Juni 2020.
Volume produksi menurun sebagai respons terhadap harga energi yang tinggi. Selain itu, permintaan menurun tajam karena inflasi dan ketidakpastian ekonomi.