Lembaga Akuntansi Global Ramal 7 Negara Ini Terancam Resesi, Ada RI?

Abdul Azis Said
7 Oktober 2022, 05:30
resesi,
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).

Perang di Ukraina memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap outlook perekonomian Jerman. "Tingginya harga energi dan kelangkaan gas membahayakan pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Intelijen Bisnis/Pasar KPMG Jerman Ventzislav Kartchev.

4. Austria

Pertumbuhan positif menjadi baseline perkiraan ekonomi Austria, tapi risiko resesi bisa terjadi jika pasokan gas berhenti total. Pertumbuhan tahun ini diperkirakan mencapai 3,9% sebelum akhirnya mendekati stagnan dengan pertumbuhan hanya 0,3% pada tahun depan.

Negara di Eropa Tengah itu memiliki ketergantungan terhadap gas Rusia yang cukup besar, bahkan lebih besar dibandingkan Jerman. Kenaikan harga gas ini berkorelasi kuat terhadap kenaikan harga listrik yang sudah lebih dari 400% dibandingkan level tahun 2020. Dilema muncul, jika pemerintah memutuskan menjaga daya beli dengan memberi subsidi, maka kondisi fiskal akan memburuk. Inflasi di Australia diperkirakan mencapai 8,5% tahun ini dan mendingin ke 5,8% pada tahun depan.

"Risiko utama penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi berasal dari penghentian total pengiriman gas di musim gugur atau musim dingin, yang kemungkinan berakhir dengan resesi yang kuat pada tahun 2023 dan tingkat inflasi yang lebih tinggi daripada skenario utama," kata Kepala Ekonom KPMG Austria Stefan Fink.

5. Inggris

Bukan lagi resesi, KPMG menyebut ekonomi Inggris telah dirusak oleh stagflasi, yakni kombinasi pertumbuhan yang stagnan dengan inflasi yang meroket. Seperti diketahui, inflasi di Inggris sempat melampaui 10% pada Juli lalu dan diperkirakan masih mendekati 9% sampai akhir tahun.

Inflasi yang tinggi terutama didorong oleh kenaikan harga gas alam, termasuk lonjakan harga pangan, yang keduanya tidak lepas dari dampak perang Rusia dan Ukraina. Perekonomian Inggris akan jatuh ke zona kontraksi 0,2% pada tahun depan.

"Ekonomi mungkin sudah dalam resesi ringan, dengan pertumbuhan diperkirakan akan tetap negatif selama sisa tahun ini," kata Ekonom Senior KPMG Inggris Michal Stelmach.

6. Polandia

Negara di timur Eropa ini menjadi salah satu yang paling terdampak dari perang Rusia dan Ukraina. Risiko terjadinya resesi tahun ini meningkat seiring kenaikan harga batu bara yang menjadi komoditas penting di negara tersebut. Negara itu juga telah memblokir impor batu bara Rusia padahal substitusi dari komoditas ini di pasar sangat minim. Lonjakan harga batu bara di negara tersebut telah berkontribusi terhadap kontraksi PDB pada kuartal kedua lalu.

Polandia masih akan tumbuh positif 1,4% pada tahun depan, tetapi memang anjlok dari perkirana tahun ini yang akan tumbuh hingga 4,1%. Inflasi telah meroket dengan perkiraan mencapai 13,8% pada akhir tahun ini, dan tetap di atas 10% pada tahun depan.

7. Afrika Selatan

Ekonomi terbesar di Afrika itu diperkirakan tumbuh 1,8% pada tahun ini dan akan semakin melemah tahun depan ke 1,5%. Pelemahan ekonomi dipengaruhi tingkat suku bunga yang lebih tinggi serta pertumbuhan global yang juga lebih rendah. Inflasi di negara tersebut juga cukup tinggi mencapai 7,3% pada tahun ini dan mendingin pada tahun depan. Sementara angka pengangguran tahun depan akan naik lagi menjadi 34,7% setelah diperkirakan turun pada tahun ini.

"Afrika Selatan akan tetap berada dalam keadaan resesi pertumbuhan yang paradoks, di mana pertumbuhan yang lambat disertai dengan meningkatnya pengangguran kecuali beberapa dari hambatan pertumbuhan ditangani," kata Ketua Ekonom KPMG Afrika Selatan Frank Blackmore.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...