Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Sangat Kuat Tahun Ini

Abdul Azis Said
21 Oktober 2022, 16:07
pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Ilustrasi. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% pada tahun depan.

Perekonomian Indonesia dipastikan masih tumbuh kuat tahun ini sekalipun perlambatan ekonomi sudah mulai terlihat di banyak negara. Kementerian Keuangan masih optomistis pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5%-5,3%.

"Dalam jangka pendek, pertumbuhan Indonesia hingga kuartal ketiga ini diperkirakan masih akan sangat kuat, berbagai indikator menunjukkan masih positif dan ekspansif," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA edisi Oktober, Jumat (21/10).

Perkiraan Kementerian Keuangan terkiat pertumbuhan tahun ini relatif tidak berbeda jauh dengan ramalan sejumlah lembaga internasional. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan mencapai 5,3%, Bank Dunai 5,1%, Bank Pembangunan Asia (ADB) 5,4% dan konsensus Bloomberg di 5,2%.

Sri Mulyani menyebut, konsumsi rumah tangga akan relatif stabil di sisa tahun ini. Berbagai leading indikator menggambarkan konsumsi masih kuat hingga kuartal ketiga, baik berdasarkan data Mandiri Spending Index, Indeks Penjualan Ritel serta mobilitas masyarakat yang semakin longgar.

Dari sisi produksi juga menunjukan kinerja yang masih ekspansif. PMI manufaktur melanjutkan kenaikan pada bulan lalu, mencapai level tertingginya dalam delapan bulan. Konsumsi listrik juga masih tumbuh positif, serta kapasiitas prodksi untuk manufkatur dan pertambahnagn yang menunjukan tren peningkatan.

Kinerja ekspor juga diperkirakan masih akan kuat dan menjadi salah stau penopang pertumbuhan tahun ini.

Dengan kinerja positif tersebut, Sri Mulyani juga optimis pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga di atas 5,5%. Jika tidak meleset, maka Indonesia mencatat pertumbuhan tahunan diatas 5% selama tiga kuartal beruntun pada tahun ini, setelah 5,01% pada kuartal pertama dan 5,44% pada kuartal kedua.

"Sekalipun kita kemarin menaikkan harga BBM, mungkin pengaruhnya ke pertumbuhan mungkin masih relatif terjaga," kata Sri Mulyani.

Meski demikian, Sri Mulyani enggan berpuas diri. Tantangan ekonomi tahun depan semakin sulit di tengah meningkatnya risiko resesi di banyak negara. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,3% sebagaimana termuat dalam UU APBN 2023. Namun Sri Mulyani bilang perlu waspada dengan situasi ekonomi tahun depan.

"Gelombang pelemahan ekonomi dunia dan kecenderungan suku bunga tinggi pasti mempengaruhi berbagai indikator dan faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. " kata Sri Mulyani.

Oleh karena itu, menurut Sri Mulyani, Indonesia harus tetap berhati-hati meskipun pertumbuhan ekonomi saat ini masih sangat sehat dan kuat,

Dana Moneter Internasional atau IMF bahkan menyebut risiko resesi telah meningkat. Tiga perekonomian terbesar, Amerika Serikat, Cina dan zona euro akan melemah. Ekonomi AS hanya akan tumbuh 1% pada tahun depan sebagai imbas pengetatan kebijakan moneter. Cina juga akan melambat, dengan perkiraan pertumbuhan 4,4% pada tahun depan karena berlanjutnya permasalahan di sektor properti dan kebijakan lockdown Covid-19.

Penurunan signifikan juga terlihat di zona euro dengan prospek pertumbuhan hanya 0,5%. Penyebab utama perlambatan ekonomi di kawasan ini terutama karena ancaman krisis energi akibat perang Rusia dan Ukraina.

 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...