Rupiah Diprediksi Melemah Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Abdul Azis Said
28 Oktober 2022, 09:45
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022).
ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022).

 Selain itu, pasar kini juga mengantisipasi rilis data inflasi personal consumption expenditure (PCE) September malam ini yang diperkirakan meningkat. Data inflasi PCE ini merupakan salah satu indikator yang diperhatikan oleh The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneternya.

 Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bisa menguat hari ini berkat spekulasi terhadap kemungkinan The Fed tidak akan lagi agresif mengerek bunga pada pertemuan terakhirnya tahun ini Desember. Rupiah bisa menguat ke arah Rp 15.520, dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.580 per dolar AS.

"Tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sudah kembali turun ke bawah 4%. Hal ini menunjukkan sentimen pasar soal spekulasi tersebut," kata Ariston dalam risetnya.

Namun data pertumbuhan ekonomi AS bisa menahan penguatan. Perekonomian yang masih tumbuh mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat menahan guncangan inflasi dan kenaikan suku bunga.

Hal ini bisa mendukung berlanjutnya kebijakan pengetatan moneter yang agresif oleh The Fed dan mendorong penguatan dolar AS.

Sebelumnya, Bank Indonesia menutup transaksi nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 15.573 per dolar Amerika Serikat (AS) saat perdagangan Kamis, (27/10). Nilai tersebut menguat 23 poin atau 0,1% dari perdagangan hari sebelumnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...