Potret Kemiskinan yang Meningkat di Jerman Akibat Kian Mahalnya Pangan

Agustiyanti
22 November 2022, 16:41
jerman, kemiskinan, uni eropa
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/wsj.
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) dalam pertemuan KTT G20. Jerman adalah salah satu negara G20 terkaya, tetapi belakangan mengalami kesulitan akibat inflasi.

Namun, menurut ilmuwan sosial dan peneliti kemiskinan Christoph Butterwege, itu pun masih jauh dari cukup. Butterwege mengatakan kepada DW bahwa setidaknya butuh €650 atau setara Rp 10,5 juta bagi orang-orang untuk hidup "bermartabat" dan, misalnya, makan makanan sehat setiap kali makan di Jerman.

Di bawah sistem saat ini, hanya €5 atau Rp 80 ribu per orang per hari yang dialokasikan untuk makanan. Kondisi ini membuat rumah tangga yang lebih miskin untuk membeli lebih sedikit makanan atau makanan dengan kualitas lebih rendah.

Inflasi yang Meroket

Inflasi yang meroket di Jerman membuat semakin banyak orang di negara tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka tanpa bantuan. Jumlahnya naik dari 1,1 juta orang pada 2020 menjadi hampir 2 juta saat ini. Harga roti, susu, buah, dan sayuran di negara tersebut rata-rata lebih tinggi 12% dibandingkan tahun lalu menjadi penyebabnya. 

Kemiskinan juga meningkat di kalangan orang tua. Uang pensiunan bulanan mereka ternyata kini tak cukup menutupi pengeluaran. Para wanita terutama yang paling terkena dampaknya karena cenderung bekerja paruh waktu dan dibayar lebih rendah dari rata-rata. 

Menurut sebuah studi baru dari Bertelsmann Foundation, kemiskinan usia lanjut diperkirakan akan mempengaruhi 20% orang Jerman pada tahun 2036.

Orang dengan pembayaran pensiun di bawah ambang tertentu diperbolehkan untuk mengklaim bantuan pemerintah. Namun, banyak yang menghindarinya karena enggan dianggap membutuhkan. Studi menunjukkan bahwa dua pertiga dari mereka yang berhak mengklaim tunjangan merasa malu untuk melakukannya. Orang yang lebih tua sering kali lebih suka mencoba bekerja lebih lama, atau mengumpulkan kaleng dan botol dengan setoran yang dapat dikembalikan dari tempat sampah, untuk memasukkan beberapa euro lagi ke dalam dompet mereka.

Orang Miskin yang Bekerja

Jumlah orang yang tidak dapat hidup dengan penghasilannya sendiri meski memiliki pekerjaan penuh di Jerman juga semakin meningkat meski upah telah naik baru-baru ini. Seseorang tanpa anak yang bekerja dengan upah minimum €12 atau Rp 193.200 per jam  selama 40 jam seminggu akan menerima pendapatan bersih sekitar €1.480 atau sekitar Rp 23,8 juta per bulan. Meskipun secara nominal berada di atas garis kemiskinan, kelebihannya telah termakan oleh inflasi.

Siswa juga sangat terpengaruh oleh situasi saat ini, terutama penerima dana federal. Siswa-siswa ini menerima maksimum €934 atau setara Rp 15 juta  per bulan, yang mencakup uang untuk perumahan dan asuransi kesehatan. Jumlah ini menempatkan siswa jauh di bawah garis kemiskinan.

Pemerintah Jerman berencana membelanjakan €200 miliar atau sekitar Rp 3.220 triliun untuk meredam dampak harga energi yang tinggi. Namun, ini masih jauh dari cukup untuk menyerap semua biaya tambahan, dan para ekonom percaya bahwa inflasi akan tetap tinggi. Kehidupan di Jerman akan tetap mahal di masa mendatang, dan ini akan dirasakan terutama oleh mereka yang tidak memiliki penyangga keuangan dan sedikit tabungan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...