Ramalan BI soal Ekonomi Tahun Depan Jauh di Bawah Konsensus Pasar
Meski demikian Harry melihat perkiraan BI tersebut cukup realistis karena ada sejumlah risiko yang membayangi perekonomian domestik tahun depan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi versi Samuel Sekuritas tidak beda jauh dari BI yakni di kisaran 4%.
Faktor risiko perlambatan ekonomi Indonesia tahun depan karena pelemahan ekonomi dunia akan ikut memukul perekonomian domestik. Selain itu, menurut dia, korporasi kemungkinan mengurangi belanja modalnya seiring 2023 yang sudah memasuki tahun politik. Faktor lainnya, yakni pelemahan nilai tukar yang bisa mendorong imported inflation yang kemudian melemahkan daya beli masyarakat karena harga-harga makin mahal.
Ekonom LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia versi lembaganya bisa mendekati 5% pada tahun depan. Ia menyebut perekonomian memang akan melambat tapi tidak akan signifikan.
Ia menyebut konsumsi rumah tangga masih akan solid sehingga menopang pertumbuhan ekonomi tahun depan. Selain itu, tekanan inflasi memang baik tetapi tidak separah yang dialami negara lain. Karena itu, ia melihat dampak kenaikan inflasi ke perekonomian Indonesia juga tidak separah yang dialami negara lain.
"Konektivitas kita dengan negara lain juga tidak terlalu besar, kalau dilihat keterbukaan perdagangan kita dibandingkan negara lain rasionya lebih rendah, sehingga kemudian dampak rambatan dari global pun bisa diminimalisir," kata Riefky.