Catatan IMF soal Ekonomi Dunia 2022: Penuh Gejolak

Abdul Azis Said
30 Desember 2022, 09:31
IMF, ekonomi dunia, ekonomi global
123rf/maksym yemelyanov
IMF menyebut perekonomian dunia terbebani inflasi tinggi pada 2022.

Ketiga, siklus pengetatan moneter. Tren kenaikan suku bunga sudah mulai terjadi pada awal tahun 2021 dan semakin masif pada tahun ini. Namun kenaikan lebih dulu dilakukan oleh negara emerging market, kemudian diikuti negara maju pada pertengahan tahun lalu. Meski demikian sebagian kecil bank sentral, terutama di negara emerging market masih ada yang melakukan pemangkasan suku bunga.

"Menjelang akhir tahun, banyak bank sentral masih menaikkan suku bunga," kata IMF.

Keempat, prospek ekonomi banyak negara turun. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan IMF pada Oktober menunjukkan penurunan prospek pertumbuhan di banyak negara pada tahun ini. Hanya beberapa negara yang masih mampu tumbuh di atas 6%.

Rusia dan Ukraina yang terlibat perang, Belarusia yang ikut terkena imbasnya, serta Libya yang berjuang dengan konflik sipilnya menjadi empat negara yang terkontraksi paling dalam tahun ini. Perekonomian mereka mencatatkan minus melebihi 3%. Dua ekonom terbesar, Amerika Serikat dan Cina akan tumbuh rendah masing-masing 1,6% dan 3,2%.

Kelima, indeks PMI manufaktur dan jasa terus menurun di banyak negara. Indeks PMI di kelompok G20 menunjukkan 15 dari 19 negara mengalami kontraksi atau di bawha indeks 50 pada November 2022. Ini meningkat dibandingkan Januari tahun ini, yang mana hanya lima negara yang indeks PMInya di bawa 50. Negara G20 yang indeksnya PMInya terjun ke zona kontraksi semakin banyak terutama setelah perang di Ukraina.



Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...