Surplus Neraca Dagang Februari akan Turun, Simak Ramalan Para Ekonom

Abdul Azis Said
15 Maret 2023, 06:30
ekspor, impor, neraca dagang, neraca perdagangan
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Kinerja ekspor pada Februari 2023 diperkirakan melambat, sedangkan impor diperkirakan meningkat.
  • BNI Sekuritas: Surplus US$ 2,96 miliar

    Kepala Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan surplus yang melandai karena penurunan ekspor dan kenaikan  meningkat. Penurunan harga komoditas unggulan Indonesia sejalan dengan perlambatan manufaktur global membuat ekspor diperkirakan hanya tumbuh 3,1% dibandingkan tahun lalu, atau menyusut 5,4% dari bulan sebelumnya.

    Sebaliknya, impor diperkirakan tumbuh lebih kuat secara tahunan mencapai 9,1% tetapi menyusut 1,6% dibandingkan bulan sebelumnya. Pabrik-pabrik di dalam negeri yang makin menggeliat memicu kenaikan permintaan impor bahan baku penolong. Peningkatan investasi juga mendorong kenaikan impor barang modal, sementara impor barang konsumsi juga diperkirakan naik jelang Ramadan dan lebaran.

    "Meskipun ada kenaikan volume permintaan dari dalam negeri, namun karena harga cenderung stabil bahkan sebagian turun, maka nilai impor Februari diperkirakan sedikit menurun 1,6% dibandingkan bulan sebelumnya," kata Damhuri dalam catatannya.

  • Bank Mandiri: Surplus US$ 3,2 miliar

    Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyebut surplus neraca dagang mengecil karena ekspor melambat sedangkan impor meningkat. Ekspor diperkirakan melambat dengan pertumbuhan tahunan 3,51%. Perlambatan karena moderasi harga komoditas dan berakhirnya low base effect, namun perdagangan global yang membaik tercermin dari Baltic Dry Index diharap menjadi faktor pendorong ekspor.

    Sebaliknya, impor diperkirakan tumbuh menguat 8,11% dibandingkan tahun lalu. Kinerja ini ditopang persiapan Ramadan dan membaiknya manufaktur domestik.

  • BCA: Surplus US$ 1,54 miliar

    Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan ekspor menyusut 10,4% dibandingkan tahun lalu. Jika tidak meleset, maka ini merupakan pembalikan tajam setelah bulan sebelumnya masih mampu tumbuh dua digit secara tahunan.

    David menyebut kinerja ekspor tersebut dipengaruhi harga komoditas yang kecenderungan stabil rendah. Harga minyak, gas, dan batu bara menurun sementara harga CPO sedikit naik. 

    Impor diperkirakan masih tumbuh 1%. Hal ini ditopang produsen di dalam negeri yang meningkatkan inventory jelang puasa dan lebaran.

  • Halaman:
    Reporter: Abdul Azis Said
    Editor: Agustiyanti
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...