Bea Cukai Musnahkan 122 Ton Pakaian Impor Bekas

Abdul Azis Said
3 April 2023, 14:57
impor, pakaian bekas, pakaian impor bekas
ANTARA FOTO/Andri Saputra/tom.
Calon pembeli memilih pakaian impor bekas yang dijual di Pasar Barito, Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (14/3/2023). Penjualan baju impor bekas masih diminati masyarakat karena selain harganya lebih murah, secara kualitas juga masih layak pakai, meskipun adanya larangan dari pemerintah setempat terkait impor pakaian bekas karena beresiko terhadap kesehatan dan mengganggu industri tekstil dalam negeri.

“Pemusnahan ini merupakan tindak lanjut arahan presiden terkait penanganan peredaran pakaian bekas ilegal impor yang mengganggu industri tekstil dalam negeri dan sebagai implementasi pengelolaan barang hasil penindakan kepabeanan dan cukai,” kata Askolani.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia atau Apsyfi sebelumnya memperkirakan pemerintah kehilangan potensi pendapatan hingga Rp 19 triliun karena impor pakaian bekas. Diperkirakan ada 320 ton pakaian bekas yang masuk ke Indonesia secara ilegal.

Ketua Umum Apsyfi Redma Gita Wirawasta mengatakan, kerugian yang dirasakan dari nilai tersebut berasal dari hilangnya potensi pembayaran pajak yang seharusnya dibayarkan oleh oknum importir ilegal. Dia mengatakan, oknum tersebut biasanya melakukan aktivitas impor melalui jalur-jalur tikus.

Redma mengatakan, pakaian bekas impor ilegal yang masuk ke Indonesia sebanyak 320.000 ton merupakan jumlah yang cukup besar. Jika di kontainer kan, pakaian bekas itu setara sebanyak 1.333 kontainer per bulan atau 16.000 per tahun.

Produksi pakaian setara jumlah pakaian bekas yang masuk tersebut juga dapat menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 545 ribu dan 1,5 juta tenaga kerja yang tidak langsung.  "Sehingga total pendapatan karyawan yang bisa dihasilkan Rp 54 triliun per tahunnya," ujar Redma dalam Konferensi Pers Apsyfi, di Jakarta, Jumat (31/3).

 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...