AS Berpotensi Gagal Bayar Utang, Bagaimana Dampak ke Ekonomi Global?
Tindakan tersebut akan memberlakukan persyaratan kerja baru pada penerima Medicaid tertentu dan memperketat mandat kerja pada orang tertentu yang menerima kupon makanan. Rencana tersebut juga akan mempercepat proyek pengeboran minyak baru sambil membatalkan pendanaan yang diberlakukan untuk menanggapi pandemi Covid-19.
Apa yang terjadi pada ekonomi global jika AS gagal membayar utang?
Yellen telah memperingatkan bahwa kegagalan AS membayar utang akan menciptakan malapetaka ekoonomi, terutama bagi Amerika Serikat sendiri.
Kegagalan Amerika Serikat membayar utang atau default, menurut dia, dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan, mendorong biaya yang harus dibayar rumah tangga untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit lebih mahal.
Ia juga memperingatkan bahwa default akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dibuat Amerika Serikat sejak pandemi Covid-19. Biaya bagi bisnis untuk meminjam akan lebih mahal dan bertahan dalam jangka yang lama. Demikian pula dengan biaya yang harus dikeluarkan jika perusahaan AS ingin berinvestasi.
Mendekati pelanggaran batas utang saja bahkan dapat merugikan perekonomian. Pada tahun 2011, anggota Kongres dari Partai Republik dan Presiden Barack Obama terlibat dalam kebuntuan atas pengeluaran dan utang yang diselesaikan tepat pada waktunya untuk menghindari batas. Kecerobohan itu mengguncang investor, konsumen, dan pemilik bisnis, dengan konsekuensi nyata.
Harga saham anjlok dan volatilitas di pasar melonjak. Mereka tidak pulih selama setengah tahun. Biaya pinjaman untuk korporasi, yang berfluktuasi dengan tingkat risiko yang dirasakan investor dalam perekonomian, melonjak secara substansial. Itu membuatnya lebih mahal bagi perusahaan untuk meminjam untuk melakukan investasi baru.
Tingkat hipotek juga melonjak dan menghambat calon pembeli rumah. Lembaga kredit S&P menurunkan peringkat kredit Amerika untuk pertama kalinya.
Saat ekonomi Amerika terguncang, dunia akan merasakan efeknya. Ekonom Dana Moneter Internasional Filippo Gori mengatakan ekonomi global dan pasar keuangan akan menghadapi konsekuensi besar jika anggota parlemen AS gagal mendapatkan kesepakatan sama sekali.
"Ini akan menjadi bencana yang spektakuler,melemahkan ekonomi AS dan merusak kedudukan internasional Amerika Serikat," tulis Gori dalam esai barunya.
Gori mengatakan pertikaian yang berlarut-larut bisa lebih merusak daripada kebuntuan pagu utang terakhir pada 2011. Saat itu, biaya pembiayaan global rendah. Namun, kebuntuan kesepakatan untuk menaikkan plafon mengerek biaya pinjaman. Sementara saat ini, banyak negara sudah menghadapi suku bunga tinggi karena para pembuat kebijakan berusaha menahan inflasi.
"Dalam konteks ini, guncangan terhadap obligasi Treasury AS dapat meningkat menjadi gelombang gagal bayar perusahaan dan negara," kata Gori.