Inflasi April Diramal Meningkat Didorong Momentum Mudik Lebaran
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga melihat inflasi bulanan pada April kemungkinan meningkat tetapi inflasi secara tahunan kembali menurun. Perkiraannya, inflasi sebesar 0,35% secara bulanan dan 4,35% secara tahunan.
"Hal ini (inflasi bulanan naik) terutama disebabkan oleh kenaikan tarif jasa angkutan penumpang dan harga hotel & restoran yang terkait dengan kegiatan mudik," kata Faisal dalam catatannya.
Sementara, inflasi secara tahunan yang menurun lebih disebabkan karena high base effect alias inflasi yang memang sudah tinggi pada April tahun lalu.
Ketika itu, inflasi melonjak ke rekor tertingginya selama pandemi karena bertepatan dengan Ramadan dan relaksasi pertama kalinya kebijakan Covid-19, tarif PPN naik 1% dan adanya penyesuaian harga BBM non subsidi.
Meski harga transportasi meningkat, namun kelompok barang pangan justru terpantau stabil pada bulan lalu. Hal ini, kata Faisal, karena momentum Ramadan dan lebaran kali ini bertepatan dengan musim panen sehingga pasokan pangan terjaga saat permintaan naik.
Komponan inflasi inti diperkirakan kembali turun menjadi 2,82% secara tahunan. Ada beberapa faktor diantaranya efek putaran kedua dari kenaikan harga BBM subsidi semakin berkurang, nilai tukar rupiah yang memguat dan uang beredar yang tumbuh normal.
Ke depan, Faisal melihat inflasi secara tahunan akan terus menurun dan kembali ke rentang 2-4% atau sesuai target bank sentral pada akhir paruh pertama tahun ini.
Penurunan menurutnya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan efek putaran kedua dari kenaikan harga BBM subsidi yang kemungkinan hilang sepenuhnya pada paruh kedua nanti. "Kita tetap mempertahankan perkiraan inflasi kita di kisaran 3,6% pada akhir tahun 2023," kata Faisal.